bontangpost.id – Di tengah upaya penanganan krisis Covid-19, Bontang kembali harus menghadapi tantangan baru. Yakni merebaknya kasus flu burung. Dalam catatan Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang, kasus perdana terjadi medio Oktober 2020. Di kandang unggas milik warga di Kelurahan Bontang Baru. Sementara per 19 November 2020, terdapat 382 ekor unggas mati akibat terpapar virus influenza A subtipe H1N1 penyebab flu burung.
Merebaknya kasus flu burung ini langsung berimbas pada pedagang ayam potong di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang. Menurut penuturan pedagang, ada penurunan penjualan sekitar 20-40 ekor ayam.
Seperti diungkapkan Nasir. Sejak kabar flu burung merebak di Bontang 5 hari belakangan, jumlah ayam potong yang dijualnya turun. Dari biasanya bisa menjual 80-100 ekor saban hari, kini hanya 50-70 ekor. Penurunan pembeli ini tidak langsung. Perlahan, makin hari makin lesu. Hal yang sama pun berlaku dengan harga ayam. Sudah turun harga sekitar Rp 1.500 per kilo dari harga sebelum kasus ini merebak.
“Sekarang kami jual sekitar Rp 28 ribu per kilo (ayam potong). Uda turun ini. Tidak langsung. Pelan-pelan turunnya,” beber pria yang sudah lebih 3 dekade berjualan ayam potong di Pasar Tamrin ini.
Dikatakan Nasir, kasus kematian mendadak unggas seperti ini sejatinya bukan hal baru. Saban tahun terjadi, terlebih di musim penghujan. Tapi ayam yang terkena flu burung umumnya bukan ayam potong atau ayam yang diternak khusus untuk dikomersilkan. Tapi ayam kampung, yang dalam pemeliharaanya kerap dilepaskan saja di pekarangan rumah. Sebabnya, dia berharap publik tidak perlu terlalu ketakutan. Pedagang, sebutnya, juga memastikan ayam potong yang dijual ke konsumen dalam keadaan baik dan sehat.
“Itu yang kena flu burung kan bukan ayam potong tapi ayam kampung. Kami juga berharap agar pemerintah bisa bantu beri pemahaman soal itu,” ujarnya.
https://www.instagram.com/tv/CH2ia3lB0bK/?igshid=s5h1lqfuoqvq
Senada diungkapkan Kahar. Penurunan penjualan ayam potong pun dialaminya. Setidaknya sejak Selasa (17/11). Ketika berita flu burung mulai menyebar ke publik. Seperti halnya Nasir, dia menekankan bila ayam yang terkena flu burung bukan ayam potong tapi ayam kampung. Dia berharap peran aktif pemerintah untuk memperjelas ini. Pun segera ambil tindakan agar flu burung tidak meluas. Sebab, sedikit banyak merebaknya kasus ini mempengaruhi daya beli masyarakat akan ayam potong.
“Sama saja, turun juga penjualan. Bisa cuma 50 ekor saja dijual ini. Padahal biasanya bisa sampai 100,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post