bontangpost.id – Dua perusahaan sub kontraktor mendapat teguran dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang. Musababnya, kedua perusahaan tersebut kucing-kucingan ketika melakukan rekrutmen tenaga kerja.
Sikap Disnaker yang memberi kartu merah kepada dua perusahaan ini mendapat apresiasi sekaligus catatan dari anggota Komisi II DRPD Bontang, Bakhtiar Wakkang.
Dijelaskan, apresiasi ini diberikan, tak lain karena Disnaker akhirnya menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Ketika ada perusahaan bandel, abai terhadap aturan, sudah sepantasnya Disnaker hadir dan memberikan peringatan dan teguran keras. Agar tidak ada perusahaan yang bertindak semaunya.
Tapi ada catatan penting diberikan Bakhtiar. Menurutnya kasus seperti ini sudah sering terjadi di Bontang. Kasus biasanya terbongkar ketika mantan karyawan dan perusahaan berselisih. Lantas mengadukannya ke dewan atau Disnaker. Sebabnya dia minta Disnaker lebih tegas, dan berbenah agar kasus serupa tak terulang.
“Saya kira perlu diberi apresiasi Disnaker. Semoga ini jadi momen titik balik, agar ke depan pengawasan lebih ketat lagi,” kata Bakhtiar ketika dihubungi bontangpost.id, Kamis (10/3/2021) siang.
Selain menuntut ketegasan Disnaker, politisi NasDem ini pun berharap, agar Disnaker melakukan transformasi, tidak terjebak dalam cara-cara usang.
Misalnya, ketika ada rekrutmen tenaga kerja. Dia meminta Disnaker menerapkan cara modern, dengan memanfaatkan teknologi kekinian. Tidak lagi info lowongan kerja sekadar di tempel di papan pengumuman Disnaker. Tapi diumumkan secara luas, bisa melalui aplikasi atau situs yang mudah diakses publik. Seluruh detil pekerjaan yang dibutuhkan harus dibuka. Mulai proses rekrutmen, total kebutuhan, hingga klasifikasi yang diinginkan.
“Dibuka semua, biar transparan. Jadi mereka yang punya kapasitas bisa terjaring. Jangan cuma mereka yang punya orang dalam saja bisa kerja,” tegasnya.
Kata Bakhtiar, hal seperti ini mestinya tak perlu diingatkan oleh dewan. Disnaker, atau OPD lain di lingkungan Pemkot Bontang yang harus sadar sendiri. Di era revolusi industri 4.0 seperti ini, tuntutan masyarakat akan kecepatan, kemudahan, dan transparansi adalah sebuah keniscayaan. Maka jalan utamanya ialah segera berbenah dan buat inovasi.
“Selama ini masih pakai cara-cara konvensional. Ayolah, ini sudah mau masuk revolusi Industri 4.0. Ini sudah smart city, jadi manfaatkan tekonologi terbaru,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post