BONTANG – Amukan angin puting beliung yang terjadi Senin (13/3) malam kemarin menghancurkan atap sebuah rumah kayu dan atap sebuah pesantren yang beralamatkan di Jalan Kerikil RT 13 Salebba, Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara. Kejadian ini terjadi sekira pukul 19.30 Wita.
Memang pada malam itu, cuaca di Bontang sebelumnya sudah mengisyaratkan akan turun hujan. Hal ini terlihat dari langit yang sudah berwarna gelap disertai tiupan angin yang kencang. Tak lama berselang, cuaca yang diprediksikan benar terjadi. Hujan pun turun membasahi Kota Taman.
Kepada Bontang Post, pemilik rumah bernama Muhammad Thoifuri menuturkan, sebelum kejadian, saat itu dirinya sedang menerima tamu di ruang tamu rumahnya. Namun baru beberapa menit menjamu tamunya, karena cuaca di luar rumah menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan, dirinya dan tamunya tersebut bermaksud akan meneduhkan motor mereka.
Namun baru sampai di depan pintu rumah, dirinya malah langsung berhadapan dengan angin yang berputar kencang. Saking kencangnya, dirinya pun tak sanggup lagi melangkahkan kakinya ke depan. Sementara kondisi tangannya, masih memegang erat bagian kusen pintu agar tak ikut terlempar terbawa tiupan angin
“Jadi saat posisinya menghantam atap rumah saya, jumlah angin puting beliung nya ada dari dua arah. Dari arah kanan dan kiri. Saat bertemu di depan rumah saya, kedua angin dari arah berbeda tadi bergabung jadi satu. Dan langsung menghantam seng rumah saya. Seketika itu juga listrik di rumah langsung padam” jelas Thoifuri.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, usai kejadian itu, barang-barang Thoifuri di dalam warungnya semuanya ikut terhambur berserakan kemana-mana. Istri dan anaknya yang kala itu berada di dalam kamar, juga harus merasakan kaget yang tinggi.
Sekira sejam kemudian, barulah tim dari Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) datang ke lokasi untuk membantu mengevakuasi barang-barang yang masih berada di dalam rumah.
“Pagi hari ini (kemarin, Red.) tim BPBD juga kembali datang untuk membantu. Ada juga dari teknisi PLN yang memperbaiki jaringan dan melanjutkan menebang pohon,” tuturnya.
Thoifuri menambahkan, selain atap rumahnnya, beberapa atap Pondok pesantren Nurul Misbah yang berada di depan rumahnya juga mengalami kerusakan. Selain itu, atap rumah yang terletak di belakang rumahnya pun juga terkena sapuan angin. Hanya saja, tidak separah rumah miliknya. “Saking parahnya, empat pohon besar tak jauh dari rumah saya juga ikut tumbang,” ungkapnya.
Kini, untuk sementara, Thoifuri dan keluarganya menumpang sementara ke rumah temannya di wilayah RT 17 sambil mencicil memperbaiki atap rumahnya.
“Kendalanya masih di dana. Semoga saja pemasangan atapnya bisa cepat selesai sehinggarumah bisa kembali ditempati lagi,” pungkas pria berprofesi sebagai harian lepas proyek tersebut. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post