bontangpost.id – Gempa bumi bermagnitudo terjadi di wilayah Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Senin (26/7) pukul 19.09 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat pesisir Bolaang dan Bunta menjauhi pantai sehubungan kejadian gempa bumi tersebut. BMKG juga meminta masyarakat tetap tenang.
“Kepada masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya di Jakarta, Senin (26/7).
Bambang juga meminta masyarakat memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. Gempa tersebut dirasakan kuat oleh warga di wilayah Ampana, dengan skala V-VI MMI. Getaran tersebut dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan berlarian keluar. Selain di wilayah tersebut, Bambang mengatakan gempa juga dirasakan warga Luwuk, Poso, Morowali dengan skala V MMI. Kondisi gempa dengan skala kekuatan ini, getarannya dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Kemudian, di wilayah Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Kotamobagu, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Buol, Bone Bolango, Pohuwato dengan skala III-IV MMI, yang mana bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Selanjutnya, di Tomohon, Manado, Ratahan, Bobong, Konawe Utara, Kolaka Utara, Masamba dengan skala II-III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, seolah truk berlalu. Lalu, di Mamuju Tengah, Polewali II MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung pun ikut bergoyang.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,77° LS; 121,95° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 km. Hingga saat ini, kata Bambang, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi karena sesar lokal. Menurut Bambang, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan normal (normal fault).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” kata Bambang. Hingga Senin 26 Juli 2021 pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) magnitudo 3,4. (antara/jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post