BANYAKNYA umat Hindu di Bontang, ternyata belum sebanding dengan jumlah pengajar atau guru Agama Hindu di sekolah negeri maupun swasta. Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bontang, I Ketut Wirta menyebut untuk saat ini anak-anak yang beragama Hindu bersekolah di berbagai sekolah negeri dan swasta di Bontang. “Mereka masih sekolah di sekolah umum. Tiap mata pelajaran Agama Hindu, guru-guru kami ada di sana, baik di tingkat SD sampai SMA,” kata Ketut, Sabtu (25/3) lalu.
Sementara, jumlah pengajar di sekolah-sekolah tersebut sangatlah terbatas. Guru Agama Hindu dari SMAN 1 Bontang, Ni Made Adnyani menambahkan, saat ini hanya ada tiga guru Agama Hindu berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni dua guru SD dan satu guru SMA. Bahkan untuk tingkat SMP, belum ada guru Agama Hindu satupun. “Mungkin ini bisa menjadi perhatian buat pemerintah,” ujar Made.
Kekurangan guru agama di Bontang, coba ditutupi dengan menggelar sekolah minggu yang digelar di Gedung Pasraman Widya Buana, yang berada tepat di depan Pura Buana Agung. Ketut melanjutkan, kegiatan sekolah minggu yang diadakan merupakan pendidikan non formal atau terkait dengan ekstrakurikuler (ekskul). Kegiatan ekskul yang diadakan diantaranya yoga, les sempoa, hingga kegiatan pengembangan keterampilan dan kesenian. “Mata pelajaran yang belum disampaikan di sekolah umum, juga kami sampaikan dalam sekolah minggu ini,” ujar Ketut.
Kepada pemerintah, Ketut pun meminta dukungan terutama dalam bidang pendidikan. Rencananya, pihaknya pun akan mencoba merintis sekolah mulai jenjang pendidikan anak usia dini (Paud) hingga SMA. Ketut menginginkan pemerintah turut ambil bagian dalam mewujudkan rencana tersebut. Hal tersebut untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Hindu yang handal dan terdepan untuk kemajuan bangsa dan negara. “Agar anak-anak Hindu dapat nyaman belajarnya, apalagi dekat dengan pura,” tambahnya
BUTUH FASILITAS
Sementara Ketua Yayasan Widya Buana, Agung Eka Purnawan mengungkapkan gedung Pasraman Widya Buana yang kini berfungsi sebagai tempat pendidikan non formal, dibangun pada 2010 dan diresmikan penggunaannya pada 2011.
Namun, gedung tersebut masih membutuhkan berbagai fasilitas untuk menunjang berbagai kegiatan yang ada di pasraman. “Kami butuh pendingin untuk kenyamanan dalam aktivitas yoga, peralatan musik untuk berlatih seni musik, cermin besar dan tempat yang representatif untuk berlatih seni tari,” ungkap Agung.
Dirinya berharap, pemerintah ikut ambil bagian dalam mengembangkan fungsi gedung tersebut. Saat ini, gedung Pasraman Widya Buana ini tak hanya dapat digunakan oleh masyarakat Hindu saja, namun oleh masyarakat luar yang tertarik dengan pengembangan seni dan budaya. “Gedung ini terbuka untuk umum. Jadi mau berlatih yoga, kesenian, bisa ikut berlatih di sini,” katanya. (zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post