Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berencana akan merubah nama Jembatan Mahulu. Jembatan penghubung antara Loa Buah dan Samarinda Seberang itu akan diusulkan diganti dengan nama Abdoel Moeis Hassan.
DEVI NILA SARI, Samarinda
LANGKAH ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah mengabadikan nama tokoh pemuda dan pergerakan kebangsaan di era kolonial Belanda dan Jepang itu. Tak hanya itu, nama Abdoel Moeis juga masuk dalam rencana pemerintah untuk diusulkan sebagai salah satu nama pahlawan di Indonesia.
Hal ini disampaikan Staf Peneliti Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari (Lasaloka-KSB), Muhammad Sarip yang juga penulis buku “Moeis Hassan Dalam Sejarah Perjuangan dan Revolusi di Kalimantan Timur”.
Ia mengatakan, setelah pihaknya menyusun buku tersebut dan diseminarkan, para tokoh masyarakat menyatakan setuju dan memberikan dukungan untuk menjadikan nama Abdoel Moeis Hassan sebagai nama pahlawan, termasuk nama pengganti Jembatan Mahulu.
“Wali Kota Samarinda Pak Syaharie Jaang menyetujui usulan tersebut. Karena nama jalan pendekat Jembatan Mahulu adalah Jalan Abdoel Moeis Hassan, sehingga cocok saja. Dan langsung mendelegasikan Pak Sekda untuk menindaklanjuti hal ini ke pemerintah provinsi,” ungkapnya, usai melakukan seminar mengenai pengajuan nama tokoh Abdoel Moeis Hassan sebagai Pahlawan Nasional di Aula Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Samarinda, Jumat (3/8) kemarin.
Namun ia mengatakan, pengajuan nama Abdoel Moeis Hassan sebagai nama pahlawan bakal memakan waktu panjang. Pasalnya, setelah diajukan ke pemerintah provinsi, pengajuan nama tersebut bakal diteruskan ke Kementerian Sosial (Kemensos) hingga ke presiden.
Menurut Sarip, diajukannya nama Abdoel Moeis Hassan sebagai nama pahlawan sekaligus nama pengganti Jembatan Mahulu bukan tanpa sebab. Kata dia, setelah melakukan penelitian mendalam, nama Abdul Moeis Hassan ternyata sangat berjasa bagi warga Kota Tepian. Namun, banyak pihak yang kemudian melupakan nama tersebut.
“Karena kami sebagai warga Kaltim khususnya Samarinda merasa berutang kepada beliau. Sehingga kami berkewajiban untuk menghidupkan kembali jasa-jasa dan perjuangan dari Abdoel Moeis Hassan. Dan setelah kami teliti, ternyata jasa beliau masuk dalam kriteria pahlawan nasional. Karena skala perjuangannya sangat besar. Ia ini pemimpin perjuangan di zamannya,” tutur Sarip.
Sementara itu, Ketua Lasaloka-KSB, Fajar Alam menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihaknya hingga menjadikan Abdoel Moeis Hassan sebagai pahlawan nasional. Yakni cakupan perjuangannya sangat luas, terutama dalam menentang kolonial Belanda.
“Beliau ini sebenarnya tokoh yang terlupakan. Abdoel Moeis Hassan mendirikan Partai INI (Ikatan Nasional Indonesia) sekaligus koalisi organisasi Front Nasional. Selain itu, Moeis Hassan juga disebut sebagai pihak yang mengusulkan pembentukan Provinsi Kaltim dalam Kongres Rakyat Kaltim tahun 1954,” bebernya. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: