Akan Utamakan Pembangunan Jalan Desa

FOTO WAJAH: Zaenal Haq(MUBIN/METRO SAMARINDA)

TERDAPAT puluhan desa di Kaltim yang memiliki infrastruktur jalan yang belum dibangun pemerintah provinsi (pemprov). Buruknya infrastruktur dasar tersebut telah menghambat pengembangan ekonomi di masyarakat perdesaan.

Sekretaris Tim Penyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim, Zaenal Haq menuturkan, selama kepemimpinan Awang Faroek, pembangunan infrastruktur sangat menonjol.

Hal itu ditunjukkan dengan postur anggaran yang dialokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim. Triliunan dana digelontorkan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Namun pola itu menyimpan kelemahan yang sangat mendasar, yakni belum sepenuhnya menyentuh infrastruktur di wilayah perdesaan.

“Karena infrastruktur yang dibangun selama dua periode kepemimpinan beliau, berupa jalan tol, jembatan, bandara, dan kawasan ekonomi khusus. Itu belum memberikan manfaat bagi masyarakat. Sementara jumlah uang yang tertelan cukup besar,” katanya, Kamis (27/9) lalu.

Dia menyebut, pembangunan infrastruktur yang digagas Awang Faroek, dalam jangka pendek tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebab penyelesaian proyek itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.

“Bahkan diperkirakan sampai Desember 2018 nanti, proyek tahun jamak itu belum selesai semua. Itu bisa memberatkan gubernur dan wakil gubernur baru,” ucapnya.

Imbasnya, perekonomian Kaltim tidak berkembang. Bahkan pada 2015 dan 2016, sempat berada pada titik minus. Dalam dua tahun terakhir, perkembangan ekonomi Kalitm mulai bergerak positif.

Efek lain, penggelontoran dana dalam jumlah besar untuk infrastruktur, telah mengorbankan pembangunan jalan di perdesaan. Hal itu akan menjadi pekerjaan rumah bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih Isran Noor dan Hadi Mulyadi.

“Sehingga semua kekurangan-kekurangan ini harus ditutupi oleh gubernur dan wakil gubernur baru. Supaya bisa mengejar ketertinggalan sebagaimana yang diharapkan dalam RPJPD (rencana pembangunan jangka panjang daerah, Red.),” tuturnya.

Dengan membangun infrastruktur jalan di perdesaan, sektor perekonomian dapat bergerak maju. Terlebih, akses jalan menuju sentra ekonomi di wilayah perdesaan, akan menjadi konsen Isran-Hadi.

“Sekarang masih banyak jalan desa yang rusak parah. Itu mengganggu ekonomi kita di Kaltim. Sehingga ke depan, Pak Isran dan Pak Hadi harus mengubah strategi pembangunan. Harus lebih mendukung pembangunan infrastruktur untuk perputaran ekonomi desa,” sebutnya.

Kata dia, pembangunan jalan antar kota di Benua Etam telah menjadi konsen Awang Faroek. Karenanya, tidak terlalu menjadi perhatian serius Isran-Hadi. Sebab mayoritas jalan di perkotaan relatif lebih baik ketimbang di wilayah perdesaan.

“Interkoneksitas kota itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena sudah ada jembatan, bandara, dan jalan yang sebagian besar sudah mulus. Jalan tol juga hampir selesai. Ke depan, pekerjaan rumah itu ada di desa,” tutupnya. (*/um)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version