AKIBAT dari banjir yang terjadi di sebagian wilayah Bontang beberapa petani sayuran mengalami kerugian akibat gagal panen. Mereka pun mengalami kerugian mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Salah satu petani sayuran di Jalan Mangga, RT 25, Kelurahan Satimpo, Jamiah mengatakan, sejak Senin (26/3) pagi sekira pukul 07.00 Wita air mulai mengaliri kebun miliknya. Kebun dengan luas 2 kavling tersebut ia tanami kangkung, bayam, dan sawi. Namun karena banjir melanda, dirinya terpaksa memanen lebih cepat. “Belum waktunya panen tapi sudah banjir, makanya saya suruh pekerja untuk memanennya,” ungkap Jamiah saat ditemui di kediamannya, Senin (26/3) kemarin.
Air yang menggenangi kebunnya setinggi lutut orang dewasa. Kata dia, akibat banjir, dirinya mengalami kerugian bibit. Mengingat tanaman bayam baru ia tanam, sehingga kemungkinan bibit akan rusak. Tak hanya itu, Jamiah juga harus membayar para pekerja sebagai tenaga penggali dan pemanen. “Bibit rugi sekira Rp 600 ribu, kalau bayar tenaga orang sekira Rp 500 ribu,” ungkapnya.
Hasil sayuran akibat banjir pun akan sangat turun harganya. Jika biasanya sayuran satu ikat dibayar Rp 800, ketika hasil banjir ini hanya akan dibayar Rp 500 per ikat. “Ini banjir terparah kedua setelah akhir tahun lalu, memang kali ini airnya lebih rendah dari akhir tahun lalu. Tetapi semua kebun sayuran sudah terendam,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: