SAMARINDA – Upaya Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menekan para maskapai agar menurunkan tarif tiket pesawat belum menunjukkan hasil memuaskan. Hingga saat ini, tiket pesawat disebut masih tergolong mahal. Kendati demikian, kondisi ini tidak memengaruhi jumlah penumpang Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda.
Kepala Unit Pelaksana Bandar Udara (UPBU) Samarinda Dodi Dharma Cahyadi mengatakan, tarif maskapai yang ditawarkan tidak melewati bawah batas atas. Seperti yang diatur Peraturan Menteri Perhubungan, Nomor 14 Tahun 2016 tentang mekanisme formulasi perhitungan dan penetapan tarif batas atas dan batas bawah penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.
Seperti rute Samarinda-Jakarta. Berdasar salah satu situs penjualan tiket, rute tersebut untuk maskapai Garuda harganya Rp 2.221.200. Harga ini tidak menyalahi aturan karena batas atas untuk kategori full service sebesar Rp 2.221.200. “Ini tidak melanggar karena harga yang tertera sesuai tarif batas atas dan batas bawah. Selama tidak melewati tarif batas atas, maka tidak melanggar,” jelasnya, Minggu (10/3).
Berbeda ketika telah melewati batas atas. Dodi menegaskan maskapai bakal mendapatkan sanksi. Semua pihak maskapai sudah memperhitungkan hal itu. Dari pihak bandara juga rutin melakukan pengecekan. Tidak boleh ada tarif yang diberikan melewati aturan itu.
Dia memprediksi, banyaknya penumpang yang memanfaatkan APT Pranoto saat ini merupakan mereka yang sebelumnya menggunakan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Jumlahnya bisa mencapai 70 persen. “Bandara Samarinda ini harus kita kembangkan agar lebih baik. APT Pranoto milik warga Samarinda dan sekitarnya,” tuturnya.
Setiap harinya, lanjut Dodi, jumlah penumpang Bandara APT Pranoto terus bertambah. Tidak terpengaruh harga tiket yang mahal. Adapun target target jumlah penumpang dalam setahun mencapai satu juta orang. Target ini bisa terpenuhi karena sekarang penumpang bisa lebih dari 3.973 penumpang per hari. Kalau dijumlahkan per tahun bisa 1,5 juta orang. “Jumlah itu bisa terus bertambah seiring dengan dibukanya rute baru,” katanya.
Dia mengatakan, penerbangan saat ini memang kebanyakan untuk tujuan pekerjaan atau bisnis. Warga Kutai Timur, Bontang, dan lainnya akan memilih Samarinda karena lebih dekat. “Ini hanya soal pilihan masyarakat. Penumpang berhak memilih mana yang lebih menguntungkan,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: