BONTANG – Solusi mengatasi sampah terus menjadi perbincangan, khususnya di kota Bontang. Bahkan berbagai metode terus diupayakan. Hal ini mendasari PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menggelar sosialisasi pembuatan kompos cair dan padat bagi masyarakat Guntung, Kamis (6/9).
Menggandeng Kelompok Usaha Bersama (Kube) Mekar Sari, kegiatan yang terlaksana di Sekretariat Kube Mekar Sari, Jalan Tari Gantar, RT 07 Kelurahan Guntung berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu (8/9) besok.
Superintendent Bina Lingkungan dan Kemitraan Departemen CSR Pupuk Kaltim, Udiyanto mengatakan, pelatihan ini diikuti sebanyak 180 peserta dari 18 RT di Kelurahan Guntung. Adapun tujuan pelatihan untuk mensosialisasikan perilaku ramah lingkungan dan sadar akan bahaya lingkungan kotor. Sekaligus mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan, pengelolaan, dan pemanfaatan sampah menjadi kompos padat dan cair.
“Diharapkan, nantinya limbah di wilayah Guntung dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar. Serta masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat, karena dapat mengolah sambah dengan baik,” ucapnya.
Di tempat sama, Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Raden Irawan mewakili Lurah Guntung Ida Idris mengapresiasi usaha Pupuk Kaltim dalam upaya pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan limbah sampah rumah tangga menjadi kompos.
Warga utamanya ibu rumah tangga dapat memanfaatkan limbah yang ada di sekitarnya, untuk memperoleh tambahan penghasilan. Sehingga tidak hanya berpangku tangan mengharapkan gaji suami.
“Diharapkan olahan sampah kompos yang ibu-ibu hasilkan dapat menambah pendapatan rumah tangga, sehingga tidak bergantung lagi pada suami,” harap Raden.
Pada kesempatan itu pula, Hamzah selaku Pendamping Kube Mekar Sari bersama anggota Kube Mekar Sari mempraktikkan proses pembuatan pupuk organik dengan menggunakan beberapa bahan. Di antaranya, air, gula merah, air kelapa, air cucian beras (leri), limbah sayuran atau nasi sisa, ragi, dan terasi.
Dengan mencampurkan sayuran yang telah dicacah, seluruh bahan baku utama dan mengaduknya hingga rata. “Semua bahan itu dimasukkan ke dalam ember berisi air. Lalu tutup rapat selama 3 hari. Kemudian kompos cair dapat digunakan setelah 14 hari kemudian,” urai dia.
Tak hanya diajarkan cara mengolah pupuk organik cair, peserta juga diajarkan cara mengolah pupuk organik padat. Menggunakan metode takakura, memanfaatkan keranjang takakura atau media lainnya, sekam (kulit padi) atau tahi gergaji yang berguna untuk menyerap bau sampah.
“Kita taruh dekomposter (biang) ke dalam keranjang, lalu tinggal diisi ulang setiap kali ada sampah rumah tangga sisa sayur, nasi, ikan, dan lainnya. Aduk rata dan tutup kembali keranjang. Lakukan terus hingga penuh, endapan kompos selama 2 minggu sampai 3 bulan siap digunakan,” papar Hamzah sembari mempraktikkan cara membuatnya. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post