MAKASSAR — Bencana Sulsel meluas. Sudah 31 korban tewas ditemukan. Di Jeneponto, 100 warga bahkan masih hilang.
KORBAN tewas, meliputi Maros (4), Jeneponto (4), Gowa (22), dan Pangkep (1). Sementara warga hilang di Jeneponto dari beberapa kecamatan. Itu masih data sementara yang terdata Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Warga yang hilang itu dari daerah bencana terparah, meliputi Kecamatan Binamu, Turatea, Bangkala, Tamalatea, dan Bonto Ramba. Namun, angka itu masih berpeluang bertambah.
“Kita belum rinci. Masih terus mengumpulkan data,” ujar Kepala BPBD Jeneponto, Anwaruddin, Rabu, 23 Januari.
Hingga pukul 20.00 Wita malam tadi, teridentifikasi 52 rumah hanyut dan 38 rumah rusak parah. Juga belum seluruhnya terdata. Masih informasi sementara yang masuk ke Posko BPBD.
“Data ini baru data valid sementara atau yang terlapor ke BPBD. Sementara kita taksir dan masih proses data ada ratusan rumah yang rusak parah yang tersebar di 10 Kecamatan terkena banjir,” imbuh Anwaruddin.
Termasuk titik terparah di Desa Sapanang, Kecamatan Binamu. Desa yang terdiri atas lima dusun dengan penduduk 4.000 jiwa ini, hampir seluruh rumah terendam banjir.
Pantauan FAJAR di Dusun Sapanang, banyak rumah hanyut terbawa luapan Sungai Sapanang. Di dusun itu, terdapat 132 rumah rusak parah. Tujuh warga hilang dan tujuh rumah hanyut.
Empat dusun lainnya, belum bisa diakses. Jalan menuju ke empat dusun masih terputus di Sapanang. Terhalang pohon tumbang dan reruntuhan rumah penduduk.
Sore kemarin, pembukaan akses mulai dilakukan menggunakan alat berat. Dibantu TNI, Polri, Satpol PP, dan warga. Jalan tertutup ini membuat tiga titik lokasi juga belum bisa dievakuasi. Yakni, Desa Jombe, Bonto Matene, dan Bulu Loe.
Padahal tiga lokasi tersebut, juga termasuk titik terparah. “Ratusan rumah juga di sana,” kata Kasi Logistik BPBD Jeneponto, Zulfikar.
Di titik parah lainnya, Belokallong, Binamu, sempat memutuskan jalan trans-Sulawesi. Seluruh warga sudah terevakuasi. Namun, kemacetan masih terjadi akibat air yang masih cukup tinggi dan deras.
Bupati Jeneponto Iksan Iskandar mengatakan, sudah ada beberapa titik pengungsian. Kantor Satpol PP, Gedung Sipatangarri, dan Masjid Agung. Titik lainnya, masing-masing di kantor kecamatan dan desa.
Untuk logistik, Bulog lewat Gubernur Sulsel diakui menyumbang tiga ton. Sayangnya, di sejumlah pengungsian belum ada bantuan kebutuhan pokok. Termasuk popok dan susu bayi.
Selain rumah, ratusan hektare sawah, tambak, juga terendam. Termasuk ternak yang mati dan hilang.
22 Tewas
Di Gowa, evakuasi terus dilakukan di Dusun Pattiro, Desa Patallikang, Kecamatan Manuju, hingga malam tadi. Dari 22 korban tewas, baru 5 di antaranya ditemukan.
Semuanya perempuan: Daeng Sadda (63), Sri wahyuni (11), Ulfa (3), Acce (20), dan Lina (30). Proses evakuasi ini sempat terkendala. Jembatan beton menuju Manuju ambruk.
Untuk mengaksesnya, tim gabungan terpadu bencana terpaksa membuat jembatan darurat. Dibantu warga, bambu disambung satu per satu. Dianggap sudah aman, tim baru melaluinya. Pukul 12.00, tim baru bisa mulai melakukan pencarian korban longsor.
Menggunakan alat berat yang sebelumnya sudah ada di dusun tersebut, tim gabungan dari Polri, Kavaleri, Basarnas Makassar, relawan, Pemkab Gowa, serta masyarakat mulai melakukan penggalian.
Berselang sejam, seorang pelajar, Sri Wahyudi, warga Dusun Pattiro, ditemukan dalam keadaan tertimbun dan jenazah dalam keadaan utuh. 20 menit kemudian, jenazah Daeng Sadda (63) ditemukan. Lengan kiri dan kaki kirinya hancur tertimpa material.
Pukul 17.35, tim evakuasi kembali menemukan tiga korban lainnya, Acce (20), Lina ( 30), dan seorang balita bernama Ulfa (3). Kini, tersisa 17 yang belum ditemukan. Hari ini kembali akan diupayakan untuk dilakukan pencarian.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menegaskan pencarian akan terus dilakukan. Bekerja sama dengan Basarnas, Kepolisian, TNI, dan Badan Bencana. “Semoga semuanya bisa segera kita tangani,” harapnya.
Adnan menambahkan, saat ini sudah ada tiga tim yang diturunkan untuk mengevakuasi seluruh titik bencana. Tim 1 dipimpin Adnan, tim 2 dipimpim Dandim 1409 Gowa Letkol Arh Nur Subekhi bersama Wakil Bupati Abd Rauf Malaganni, dan tim 3 dipimpin Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga bersama Sekkab Gowa Muchlis.
Akses Putus
Di lokasi berbeda di Kampung Malalang, Desa Lonjo Boko, Kecamatan Parangloe, material longsor yang memutus akses jalur Malino-Sinjai, dibersihkan.
Dipimpin oleh Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga dan Sekkab Gowa Muchlis, material diangkat untuk membuka akses antara Kecamatan Parangloe dan Kecamatan Tinggimoncong itu.
Selain di Dusun Pattiro, longsor juga terjadi di Kampung Campago, Dusun Gallang, Desa Bilanrengi. Tak ada korban jiwa, namun enam rumah rusak parah. (*/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post