BANDUNG – Dibanding mengeluhkan keadaan dan merundung pemerintah, banyak warga memilih berpartisipasi membantu penanganan wabah virus korona. Seperti dilakukan bocah kelas 3 SD Pasigaran 3 Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung ini.
Hafidz Al Bukhori, murid sekolah dasar itu rela memberikan seluruh uang tabungan di dalam celengannya, untuk pembelian alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang menangani wabah virus korona.
Mendengar berita di televisi, Hafidz langsung berlari menuju kamarnya. Ia mengambil kaleng bekas biskuit yang dijadikan celengan dari sebagian uang jajannya. Anak berusia sepuluh tahun itu, datang bersama ibunya ke Polsek Dayeuhkolot. Tangannya menenteng celengen kaleng bekas biskuit berisi uang Rp 453.300.
Ide menyumbangkan uang di celengan berawal ketika sekolah diliburkan karena Covid-19. Melihat pemberitaan di televisi, Hafidz sedih melihat langka dan mahalnya harga APD untuk tenaga medis. Ia hanya seorang anak dari keluarga biasa. Ruhiyatna, sang ayah berprofesi sebagai seorang tukang servis TV. Sedangkan ibunya berjualan baso untuk membantu memenuhi biaya hidup sehari-hari.
Hafidz mengaku, uang yang dia kumpulkan di dalam celengan berasal dari sebagian uang jajan yang setiap hari ia sisihkan. Sudah 9 bulan dia menabung.
’’Uang ini buat membantu dokter agar tidak kekurangan APD,” kata Hafidz ketika menyerahkan uang logam yang ia susun rapi di meja Polsek Dayeuhkolot.
Sebelumnya, Sang ibu mengaku kaget melihat niat anaknya memberikan celengan untuk disumbangkan. Dia sempat melarang. Sebab, Hafidz sendiri masih banyak kebutuhan untuk biaya sekolah. Akan tetapi, kemauan keras Hafidz tak bisa dibendung oleh ibunya, ketika berbagai pemberitaan para tenaga medis kekurangan alat APD.
“Hafidz waktu itu bertanya, APD itu untuk apa? Kemudian saya jawab pakaian untuk dokter agar tidak tertular oleh pasien yang kena korona,” ujar ibunya. Mendengar jawaban sang bunda, Hafidz bergegas mengambil celengan untuk dibelikan APD.
Melihat ketulusan niat anaknya itu, sang ibu terharu. Terlebih, ibunya mengaku bahwa setiap harinya Hafidz hanya diberi uang jajan 2.000 tiap harinya.
Di hadapan ibunya, Hafidz pernah bilang, gara-gara ada virus korona, dia bosan di rumah terus. Dia mengaku ingin bersekolah dan kembali bermain bersama temen-temen sebayanya.
“Saya pengin main sama teman-teman, pengen ketemu bu guru di sekolah,” kata Rikoh, sang ibu, menirukan perkataan anaknya.
Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Sudrajat mengaku sangat bangga dengan sikap Hafidz yang begitu tulus menyerahkan tabungan uang jajanya. Dia menuturkan, kaleng milik Hafidz berisi uang pecahan koin mulai dari pecahan Rp 100, Rp 500, dan Rp 1000.
’’Hafidz bersama ibunya menghitung uang tersebut dengan total Rp 453.300, katanya uang tersebut untuk membeli APD tenaga medis,’’ujar Sudrajat.
Melihat sikap anak itu, para anggota Polsek Dayeuhkolot mengaku bangga dan sangat terharu. ’’Semoga ini menjadi contoh agar masyarakat yang bisa berbuat demikian,” pungkasnya. (jabarekpres/jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post