SANGATTA – Pola Pangan Harapan (PPH) di Kutim, tampaknya cukup sulit terwujud. Hal ini lantaran, masih banyaknya warga Kutim yang miskin.
PPH dapat terwujud jika semua warga Kutim menjadi sejahtera. Sehingga, syarat untuk mewujudkannya dapat terjangkau dengan mudah. Seperti, pemenuhan sayur, buah, daging, maupun yang setara dengannya. Seperti ikan, ayam, dan lain-lain. Semua kebutuhan tersebut wajib berimbang.
“Paling tidak pendapatan Rp 1,5 juta ke atas. Itu bersih. Sehingga dapat terpenuhi semuanya. Kalau saat ini masih beragam. Ada makannya ikan, buah, dan sayur. Ada juga tidak. Kalau penghasilan kecil, kemungkinan tak mampu makan buah. Paling nasi dan ikan,” ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Totok Susanto.
Katanya, tidak mudah mengubah pola makan masyarakat yang sesuai dengan PPH. Meskipun dirinya tak yakin dalam setiap hari indikator PPH dapat terpenuhi. Terlebih mereka yang memiliki penghasilan jauh di bawah rata-rata. “Sangat sulit untuk mencapai skor. Kemiskinan mempengaruhi. Mengurangi dapat saja, tapi sedikit-sedikit,” katanya.
Terlebih saat ini, motto PPH sudah berubah. Sebelumnya, empat sehat lima sempurna. Namun kini menjadi Beragam, Bergizi, Berimbang, dan Aman (B3A). “Bisa saja hal itu ditunaikan asal kita kreatif. Langkahnya ialah pemanfaatan karangan. Baik digunakan untuk bercocok tanam, membuat kolam ikan, tanam buah, dan lainnya,” katanya.
Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kutim. Sehingga masyarakat tahu dan secara bertahap merealisasikan PPH. “Sosialisasi makan buah, tanaman pengganti beras seperti kacang, jagung, dan singkong. Alhamdulillah sudah banyak yang merealisasikan. Halaman rumah mereka dimanfaatkan untuk berkebun,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: