BONTANG – Gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) lalu tentu membawa luka mendalam bagi para korban. Gempa berkekuatan 7,7 SR itu telah memakan lebih dari 100 nyawa dan menghancurkan banyak bangunan.
Namun di balik musibah tersebut, ada kebahagiaan tersendiri bagi seorang wanita bernama Irma, korban gempa dan tsunami asal Palu yang mengungsi di Bontang. Pasalnya, wanita berusia 27 tahun itu melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki di RS Amalia Bontang, Rabu (3/10) siang kemarin.
Adik ipar Irma, Kiki, mengatakan saat gempa terjadi Irma dan anak pertamanya sedang berada di dalam rumah toko (ruko) miliknya di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Talise, Kota Palu. Sementara sang suami berada di luar rumah. Ketika merasakan guncangan, kata Kiki, sang kakak berlari dengan kondisi hamil 9 bulan sambil menggendong anak pertamanya yang baru berusia 1 tahun.
“Pas keluar dari rumah sempat jatuh. Di jalan dia lihat ada mobil saudara, niatnya mau ikut, tapi kakak saya ini lihat air (tsunami, Red.) dari belakang, makanya mereka lari ke tempat yang tinggi,” tutur Kiki saat ditemui di Ruang Cempaka RS Amalia Bontang, Rabu (3/10) kemarin malam.
Ketika kondisi Palu sudah mulai aman, mereka pun sempat bermalam di rumah keluarga. Keesokan harinya Irma mengalami pendarahan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Namun rumah sakit yang dituju tidak beroperasi, akhirnya beralih ke rumah sakit lain.
“Saat diobservasi belum ada kontraksi namun masih pendarahan. Akhirnya minta pulang dan diizinkan,” ujarnya.
Saat hari keempat pascagempa, mereka mengungsi ke rumah keluarga di Mamuju menggunakan mobil. Dari sana, mereka lantas memutuskan untuk ke Bontang melalui jalur udara, hingga akhirnya tiba Selasa (2/10) lalu, sekira pukul 20.00 Wita.
“Kami lima orang dari Palu memutuskan ke Bontang karena dinilai aman,” beber dia.
Kiki menjelaskan, rumah sang kakak di Palu hanya berjarak 1 kilometer dari laut. Oleh karenanya, saat tsunami terjadi wilayah sekitar rumah sangat terdampak. Irma sendiri mengaku saat di perjalanan hingga sampai Bontang sudah terasa kontraksi.
“Selama menuju Bontang, perut saya sudah sakit,” kata Irma.
Sementara itu, Florentina Siahaan dibantu dokter spesialis kandungan Fakhruzzabadi yang menangani persalinan Irma menyatakan, kondisi pasien saat masuk rumah sakit sekira pukul 13.50 Wita sudah dalam kondisi lemas akibat perjalanan jauh dari bencana. Apalagi, sempat mengalami perjalanan jauh hingga ke Mamuju. Namun, kondisi vital pasien dalam keadaan stabil termasuk bayi dalam kandungannya.
“Kami observasi dan sudah bukaan empat, tak lama sekira pukul 14.30 Wita bayi lahir dengan selamat secara normal,” ungkapnya.
Saat pendarahan sebelumnya dianggap wajar karena tanda-tanda lahiran. Florentina juga menyatakan kondisi ibu sampai saat ini masih stabil. “Tidak terdapat trauma fisik. Bayi lahir sehat dengan berat 3,1 kilogram,” ujarnya.
Melihat kondisi pasien yang stabil, maka jika memungkinkan pasien bisa pulang dalam waktu dekat. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: