bontangpost.id – Wacana memanfaatkan air bekas lubang tambang PT Indominco Mandiri (IMM) ternyata benar diseriusi. Prosesnya bahkan sudah sampai pada pembentukan tim kota. Untuk menyiapkan seluruh kebutuhan guna memuluskan wacana itu.
“Sekarang lagi pembentukan tim kota,” ujar Direktur Perumda Tirta Taman, Suramin.
Adapun dalam tim kota tersebut, yang menjadi leading sector ialah Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Mereka yang menunjuk anggota tim. Lanjut Suramin, kemungkinan besar organisasi perangkat daerah (OPD) yang dilibatkan ialah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK), Dinas Lingkungan Hidup, Perumda Tirta Taman, dan OPD terkait lainnya.
“Kami cuma operator. Yang menunjuk Bapenda,” katanya.
Lebih jauh, seusai rapat dengar pendapat beberapa waktu lalu yang melibatkan Komisi III, Perumda Tirta Taman, dan IMM, dewan menindaklanjutinya dengan menggelar studi banding. Pihaknya pun mendorong agar pemerintah memuluskan wacana itu. Menyuplai kebutuhan air baku warga bagi Bontang dari lubang eks tambang batu bara.
“Tapi itu tidak mudah. Harus melalui proses perizinan dan lain sebagainya,” beber Suramin.
Disinggung mengenai sumber air baku lain, yang lebih aman dan layak bagi publik Bontang. Misalnya waduk Kanaan. Suramin mengklaim waduk Kanaan tak bisa benar-benar bisa diharapkan. Menurutnya, kapasitas air di sana sangat kecil. Hanya 5-10 liter per detik. Selain itu, klaimnya, tingkat kekeruhan (turpidity) dan DAS sangat tinggi.
“Sebenarnya bisa dimanfaatkan. Tapi kapasitasnya rendah sekali,” ujarnya.
Di IMM sendiri ada dua sumber air baku. Pertama air eks lubang tambang. Yang diklaim layak dikonsumsi ada dua kolam. Kedua, lubang yang memang digali khusus sebagai sumber air baku. Ini terpisah dari lubang tambang.
Alih-alih menawarkan sumber air baku dari lubang nontambang. IMM justru menawarkan air permukaan sisa-sisa galian lubang tambang yang menganga di beberapa titik perusahaan. Kembali Suramin mengaku, kapasitas air dari lubang khusus tidak cukup. Terlalu kecil. Mirip waduk Kanaan. Kapasitasnya cuma 5-10 liter per detik.
“Enggak cukup. Itu enggak mungkin. Kita butuhnya jutaan kubik,” pungkasnya sebelum buru-buru meninggalkan awak media. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post