bontangpost.id – Berlaga di tiga final cabor bulu tangkis, semua atlet Bontang harus menelan kekalahan. Baik di ganda putra, ganda putri, maupun ganda campuran.
Dalam pertandingan yang digelar di CB Sport, Berau, pada Jumat (2/12/2022) atlet Bontang seakan tak berdaya menghadapi gempuran lawan.
Di ganda campuran, pasangan Nedi Rifqi Wahyuda dan Lintang Nurul Hamidah kalah telak melawan Kutai Kartanegara dengan skor akhir di set pertama 21 – 19. Sedangkan di set kedua Kukar masih unggul dengan skor 21-18.
Sementara itu, di ganda putri pasangan Lintang Nurul Hamidah dan N Azhaar dihadapkan dengan kontingen Samarinda. Di set pertama Samarinda unggul dengan skor 21-5 kondisi yang sama terjadi di set kedua yakni Samarinda unggul dengan skor 21-17.
Final terakhir yakni kelas ganda putra. Pasangan Farhat Sultan Tasyawuf dan Hilbram Brilian Anthony melawan Kutai Kartanegara dengan skor akhir 21-5.
Dengan begitu, di babak tiga final Kontingen Bontang berhasil meraih tiga medali perak.
Pelatih Badminton Bontang Rudiawan mengatakan
Manager Tim Budminton Bontang Samuri mengungkapkan capaian tersebut sudah lebih dari cukup alias sangat memuaskan. Pasalnya, di Porprov ini pihaknya hanya menargetkan sebuah emas.
“Alhamdulilah, sangat memuaskan lah. Apalagi lawannya sangat berat. Dengan capaian ini kami sudah sangat bersyukur,” ujarnya saat dijumpai.
Jika di total sejak awal pertandingan hingga saat ini, badminton Bontang memboyong 9 medali. Satu emas diraih oleh tim beregu putra, dan 4 perak diraih tim beregu putri, ganda campuran, ganda putra, dan ganda putri.
Sedangkan 4 perunggu diraih oleh tunggal putra atas nama Zidan Cahyo Nugroho, tunggal putra atas nama Hilbram Brilian Anthony, tunggal putri Zahrotul Sita, dan tim ganda campuran.
“Sembilan medali kami sumbangkan untuk Bontang. Dan ini kali pertama dalam sejarah badminton Bontang meraih emas,” sambungnya.
Meski perolehan medali terbilang sangat memuaskan, Samuri bilang ada beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi. Misalnya saja kurangnya ketersedian anggaran berdampak pada minimnya atlet yang berpartisipasi di ajang empat tahunan itu.
“Dampaknya, beberapa atlet memainkan peran double sehingga menyebabkan kelelahan dan cidera. Kami hanya mengirim 12 atlet untuk mengikuti 7 kategori kelas. Itu saja atlet kasian karena ngos-ngosan,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post