bontangpost.id – Pengurus cabang olahraga (cabor) yang berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII 2022 mendesak pemerintah melakukan diskusi soal bonus para manajer, official, dan pelatih.
Manajer Cabor Kick Boxing Aspiah mengatakan, sebelumnya tidak ada pengarahan dan sosialisasi mengenai sistem perhitungan bonus.
“Katanya kurang lebih nilai sama dengan sebelumnya, bahkan lebih besar. Iya, memang lebih besar, tapi sistemnya berbeda,” katanya.
Apabila hanya dihitung berdasarkan perolehan satu medali tertinggi, maka hal itu dinilai sangat merugikan.
Perhitungan dengan biaya yang telah dikeluarkan, menurutnya tidak sesuai. “Banyak cabor lain yang juga mengeluarkan anggaran pribadi. Patungan untuk TC dan sebagainya,” jelas dia.
Pihaknya pun menuntut agar pengarahan dilakukan sebelumnya. “Bukan tiba-tiba ditodong disuruh tandatangan,” sambungnya.
Ditambahkan Pelatih Kick Boxing Hermadi, bonus tersebut telah dinanti-nanti kurang lebih satu tahun. Namun pada kenyataannya justru sangat mengecewakan.
“Ibaratnya jual motor dua saja enggak menutupi,” tambahnya.
Perjuangan para pelatih pun tidak kecil. Ia menyebut hanya mengandalkan pertandingan, sebab saat melatih selama ini pun tidak dibayar.
“Selama ini kami berjuang untuk Bontang. Tapi malah seperti ini,” sebutnya.
Senada, Pelatih Cabor Judo Sulis Subiarto menuturkan hal yang sama. Jika sejak awal sistemnya seperti ini, maka pihaknya tidak perlu melanjutkan pertandingan setelah mendapat medali.
“Kalau tahu, begitu dapat satu medali kami pulang saja. Toh yang lain enggak dihitung,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post