bontangpost.id – Manajemen Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Taman memberlakukan penyetopan sementara distribusi air dari WTP Kanaan. Mulai besok (20/6/2020) hingga Senin (22/6/2020) nanti. Akibat terjadinya penyumbatan di bagian pompa dan sumur di Jalan Tarakan, Kelurahan Gunung Telihan.
Menerima informasi ini, sejumlah pelanggan merespons. Matius Jaya, warga di RT 01, Kelurahan Kanaan mengaku sejak kemarin (18/6/2020) sudah mulai menampung air saat mengalir.
“Kalau mengalir saya tampung di ember yang ada. Buat jaga-jaga saja,” kata Jaya.
Ia mengaku tiap hari memerlukan pasokan air untuk mandi, mencuci, dan memasak. Air dari keran pertama diarahkan menuju tandon dengan kapasitas 1.200 liter.
“Jika penuh itu bisa digunakan untuk 2-3 hari biasanya,” ucapnya. Dalam sebulan, Jaya biasa membayar rekening air sejumlah Rp 100 ribu.
Nando, warga Kelurahan Gunung Telihan juga melakukan hal serupa. Dia berharap agar perbaikan cepat dilakukan. Mengingat air merupakan kebutuhan primer.
“Kalau bisa jangan sampai tiga hari,” pinta Nando.
Sebelumnya, distribusi air di wilayahnya tidak rutin setiap hari. Terdapat jeda dua hari tidak mengalir. Akan tetapi beberapa bulan ini mengalir setiap hari. Meskipun diatur jadwalnya.
“Biasanya pagi hingga siang terus dialihkan ke jalur lain,” ujar Nando.
Diberitakan sebelumnya, Perumda Air Minum Tirta Taman akan menyetop distribusi ke 2 ribu pelanggan di wilayah yang disuplai WTP Kanaan. Ini akibat adanya penyumbatan di pompa maupun struktur sumur karena korosi. Dampak dari kadar besi yang tinggi. Rencananya, manajemen akan melakukan overhaul atau turun mesin.
“Tujuannya untuk membuka pori-pori dan konstruksi yang tersumbat. Ini bentuk perawatan dan pemeliharaan sumur supaya performanya kembali normal,” kata Dirut Perumda Air Minum Tirta Taman, Suramin.
Momentum perbaikan ini juga dibarengi dengan shutdown sejumlah WTP. Langkah peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air ini penting. Pasalnya, langkah ini tak dilakukan selama lima bulan atau selama pandemi Covid-19. Padahal manajemen selalu rutin melakukan langkah ini tiap triwulan.
“Memang shutdown biasanya satu hari tidak ada pasokan air. Karena ini sekaligus perbaikan menjadi tiga hari,” tutur dia. (*/ak/rdh/kpg)