bontangpost.id – Program penyebaran telur nyamuk Wolbachia telah dilakukan oleh Pemkot Bontang, Selasa (5/9/2023). Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan sebanyak enam juta telur disebar kurun dua pekan.
“Diharapkan dengan skema wolbachia ini bisa menurunkan incident rate kasus DBD di Bontang,” kata dr Maxi.
Bontang merupakan satu dari lima daerah lain yang terpilih menjadi pilot project Wolbachia. Meliputi Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Denpasar, dan Kupang. Kota Taman merupakan satu-satunya daerah di Kaltim yang terpilih. Bahkan pelaksanaannya merupakan yang kedua setelah Semarang.
Anggaran sebesar Rp10 miliar digelontorkan oleh pemerintah pusat untuk pilot project di Bontang. Mencakup produksi telur, pengadaan ember, hingga penyuluhan. Tentunya nominal ini juga dikolaborasikan dengan APBD Bontang terkait dengan sosialisasi terhadap kader jumantik. Sebesar Rp1 miliar.
Wolbachia ini dipandang cara yang efektif agar nyamuk DBD tidak lagi mengandung virus demam berdarah. Namun ia meminta kepada warga untuk tetap meakukan pemberantasan sarang nyamuk. Melalui skema 3M yang telah dilakukan selama ini.
Epidemiolog Ahli Muda Timker Surveilens Diskes Adi Permana berharap keberhasilan dari Wolbachia ini bisa menembus 80 persen. Titik penyebaran pun telah ditentukan dengan radius 75 meter. Penyebaran ini berada di kawasan permukiman. Tidak termasuk area perusahaan maupun fasilitas kesehatan.
“Produksi wolbachia ini diambil dari Salatiga. Satu ember terdiri dari 250 telur. Titik penempatannya juga berada di luar rumah. Nantinya tiap dua pekan telur ini akan diganti,” sebutnya.
Cangkang telur yang sudah menetas bakal dihitung oleh kader nantinya. Ia berharap dari satu ember itu jika menetas 50 sudah dianggap baik. Durasi hidup nyamuk yang sudah ber-Wolbachia ialah dua pekan.
“Jika nyamuk jantan wolbachia membuahi nyamuk betina maka akan menetaskan nyamuk wolbachia. Sementara kalau nyamuk betina wolbachia kawin dengan nyamuk jantan maka telur nyamuk betina tidak akan menetas. Dengan itu maka bisa menekan angka DBD di Bontang,” terangnya.
Penyebaran bibit nyamuk wolbachia ke 4.911 titik permukiman warga se-Kota Bontang dibagi dalam dua tahap. Meliputi Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan, dan Kelurahan Kanaan. Kemudian, pelepasan nyamuk wolbachia tahap dua pada sembilan kelurahan akan dilakukan pada Desember 2023.
“Program penyebaran bibit nyamuk wolbachia ini akan terus berlangsung sampai Mei 2024,” urai dia.
Kurun lima tahun terakhir kasus DBD terbanyak di Bontang terjadi pada 2019 lalu. Tercatat 685 kasus positif DBD. Pada dua tahun terakhir kasusnya juga mencapai di angka 500 selama 12 bulan. Satu kasus kematian akibat DBD pada tahun ini teradi Februari lalu yang menyasa warga Gunung Telihan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post