SAMARINDA – Kalah pamornya kebudayaan lokal dengan kebudayaan asing membuat DPRD Kaltim merasa prihatin. Apalagi didapati generasi muda saat ini ada yang tidak mengetahui seluk-beluk budaya asli Bumi Etam. Termasuk kondisi cagar budaya yang dianggap kurang maksimal dalam hal pemeliharaan.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub menuturkan, pihaknya khawatir bila kebudayaan Kaltim terancam punah. Hal ini bisa dilihat dari semakin minimnya pengetahuan anak-anak muda terhadap beragam kebudayaan asli Kaltim.
“Bahkan anak saya bertanya apa itu Jepen. Kan mengkhawatirkan kalau anak-anak kita tidak mengetahui kebudayaan daerahnya,” kata Rusman dalam rapat bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim beberapa hari lalu.
Untuk itu, Komisi IV meminta Disdikbud Kaltim untuk lebih memperhatikan kondisi kebudayaan Kaltim saat ini. Khususnya keberadaan cagar-cagar budaya yang kini semakin termakan zaman. Rusman meminta Disdikbud melakukan inventarisasi kebudayaan-kebudayaan Kaltim sehingga dapat diketahui langkah pemeliharaan yang perlu dilakukan.
“Silakan diinventarisir apa saja kebudayaan yang bisa dikembangkan menjadi potensi daerah. Tentunya kami di DPRD akan mendukung dan memperjuangkan penganggarannnya,” ujarnya.
Dia juga menyoroti manajemen museum dan makam bersejarah di beberapa daerah di Kaltim yang dinilai tidak mengikuti perkembangan zaman. Dalam hal ini, manajemen tersebut perlu untuk diperbarui dan disesuaikan dengan teknologi yang ada saat ini. Perubahan manajemen ini menurutnya perlu dilakukan agar kebudayaan tersebut dapat terus dipelihara dengan baik.
“Saya pernah menemukan buku tamu di museum yang dari dulu sampai sekarang tetap itu-itu saja. Malahan menurut saya, buku tamu itu juga sudah layak untuk dimuseumkan,” terang politisi PPP ini sambil berkelakar.
Senada dengan Rusman, anggota Komisi IV Rita Artaty Barito turut mengeluhkan semakin memudarnya kebudayaan Kaltim. Terutama mulai hilangnya pendidikan kebudayaan di sekolah-sekolah. Dia mencontohkan pembuatan kerajinan khas Kaltim seperti manik-manik yang dulu kerap dikreasikan para pelajar.
“Dulu ada pembuatan kalung dari manik-manik di sekolah. Sekarang kan sudah tidak ada. Nah, paling tidak kegiatan seperti ini diadakan lagi di sekolah. Sehingga anak-anak juga punya kegiatan positif, daripada mereka bergaul di luar yang tidak jelas,” ungkap Rita.
Karenanya, dia meminta di setiap SMA ada pembelajaran terkait kebudayaan-kebudayaan Kaltim. Salah satunya tentang kerajaan tertua yang ada di Muara Kaman. Informasi-informasi sejarah tentang kerajaan ini perlu untuk disampaikan dan diketahui secara luas, baik di kalangan pelajar maupun di masyarakat.
“Itu dulu yang utama. Karena seluruh dunia mengakui kerajaan itu ada. Sementara apa yang bisa kita tunjukkan dan kita sampaikan tentang kerajaan ini,” jelas legislator dari Partai Golkar ini.
Sementara itu Kepala Disdikbud Kaltim Dayang Budiati menanggapi positif permintaan DPRD Kaltim. Tentang usulan perubahan manajemen dan inventarisasi kebudayaan, pihaknya setuju dan bakal melakukannya dalam waktu dekat. Menurut Dayang, perubahan manajemen memang perlu dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Kami juga akan mengumpulkan kepala-kepala sekolah, untuk menginstruksikan agar pendidikan kebudayaan Kaltim dapat diberikan di sekolah. Pertama-tama kembali menghidupkan teater yang menjadi ciri khas masyarakat Kaltim,” urai Dayang.
Dalam hal pemeliharaan dan pelestarian budaya ini, sebenarnya Disdikbud telah memiliki serangkaian rencana program dan anggaran di 2018. Yaitu pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah, serta pengembangan nilai budaya seni dan film. Harapannya program dan anggarannya dapat masuk dalam APBD murni 2018.
Diakui Dayang, beberapa kebudayaan di Kaltim perlahan terancam punah. Baik kebudayaan yang bersifat fisik contohnya rumah adat maupun kebudayaan yang berupa seni pertunjukkan seperti tarian. Salah satunya yaitu tari Daling dari Berau.
“Tari Daling itu sudah hampir punah. Sudah saya sampaikan ke pemerintah daerah di sana tapi tidak direspon. Tari ini jangan sampai punah karena merupakan tarian kerajaan,” bebernya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: