Sebanyak 2.300 orang sudah mentas dari tempatnya. Tak hanya bekerja di perusahaan, sebagiannya juga berhasil berwirausaha. Kemandirian masyarakat jadi fokusnya, inovasi pun menjadi tantangannya.
RUANGAN Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bontang Basic English Communication (BBEC) tetap ramai seperti biasanya. Sekira 20 peserta pelatihan membatik menunjukkan hasil karyanya. Penuh rasa bangga, batik tulis dan eco print bermotif biota laut dan tumbuhan digelar. Batik dengan pewarnaan alam ini kelak akan menjadi ciri khas Bontang di samping batik yang lebih dulu ada.
“Rencananya nanti akan dipamerkan di Kodim pada Desember. Akan kami berikan kepada Bunda Neni (panggilan Wali Kota Neni Moerniaeni, Red.),” kata Fatmawati, Pimpinan LKP BBEC.
Kursus kewirausahaan membatik jadi satu dari empat kejuruan yang dimiliki LKP BBEC. Sebelumnya, sudah ada perhotelan, bahasa inggris, dan tata boga. Untuk yang terakhir disebut, tentu saja menjadi primadona. Sejak LKP BBEC didirikan 2006 silam, jurusan tata boga memang menjadi andalan. Sebab tingginya minat masyarakat itulah, Fatma –sapaan akrabnya- akhirnya mendirikan jurusan tersebut.
“Waktu itu saya memang sudah buat amplang. Ternyata banyak yang penasaran bagaimana buatnya. Jadilah di 2008 mulai dibuka tata boga di sini. Pertama kali fokus diolahan hasil laut karena Bontang kan potensi lautnya besar,” tutur istri dari Adam Suhaimi Harahap ini.
Perjalanan LKP BBEC ini cukup mulus. Pada 2009, jurusan bahasa inggrisnya sudah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF). Menyusul pada 2014, tata boga juga terakreditasi dari badan yang sama. Di 2013 pun, mereka juga telah diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LA-LPK). Dengan akreditasi yang telah diraih, maka LKP BBEC berhak mengeluarkan sertifikat kepada seluruh alumninya.
“Setahu saya untuk LKP kami yang pertama, jadi sertifikatnya sah,” ujar Fatma.
Kursus tata boganya pun kini tak hanya menjangkau Bontang. Ia menyebut, jurusannya juga diminati masyarakat dari Samarinda, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, hingga Samboja. Tentu saja, berfokus pada olahan hasil laut dan pastry bakery. Para peserta didik pun berkesempatan mendapatkan magang di hotel, restoran, maupun kafe.
“Lulusan LKP BBEC kebanyakan berwirausaha dengan brand masing-masing di bidang kuliner dan makanan olahan hasil laut, dan LKP BBEC memfasilitasi alumni dengan menyewa toko khusus pemasaran produk alumni,” tambahnya.
Gerak semangat menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan masyarakat ini pun turut diperhatikan oleh Pupuk Kaltim. Sejak satu dekade lalu, Fatma bersama LKP BBEC menjadi mitra binaan dari perusahaan pupuk terbesar di Indonesia itu. Deretan bantuan dan kemudahan didapatkan, selaras dengan prestasi yang terus diukirnya.
“Kalau dua tahun terakhir, menjadi Juara Harapan 2 Lembaga Berprestasi kategori Kerumahtanggaan 2018 tingkat Nasional, Juara 1 Instruktur Akuntansi UKM 2019 tingkat Bontang dan Provinsi, serta menjadi nominasi Instruktur Akuntansi UKM 2019 tingkat nasional,” katanya.
Dirinya pun terbantu dengan hadirnya Pupuk Kaltim. Sebab, perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) ini turut menyediakan tempat pemasaran produk-produk LKP BBEC di Koperasi Pupuk Kaltim. Selain itu, kucuran anggaran pelatihan pun sempat dirasakan, hingga uji kompetensi serta pelatihan-pelatihan lainnya.
“Peran Pupuk Kaltim sangat banyak dalam pencapaian program lembaga, terutama di bidang pelatihan tata boga dan pemasaran,” ungkapnya.
Dengan deretan prestasi dan kegiatan tersebut, Fatma tidak berpuas diri. Ia punya harapan, di 2020 mendatang dapat membuka cabang lembaga kursus di bidang tata boga.
“Melihat kebutuhan masyarakat akan bisnis kuliner tidak akan pernah habis, dan selalu melakukan inovasi mengikuti perkembangan,” pungkasnya. (Zulfikar)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post