SAMARINDA – Perseteruan di internal Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) membuat kader terbelah menjadi dua kubu. Bahkan belakangan, sejumlah kader menyatakan hijrah ke partai lain. Teranyar, Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase memilih berlabuh ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal tersebut menunjukkan perselisihan di internal partai yang didirikan Wiranto kian meluas.
Dengan demikian, pilihan hijrah jadi salah satu opsi bagi kader Hanura. Karena perseteruan kubu Daryatmo dan Oesman Sapta Odang (OSO) belum menuai titik temu. Kabar terbaru, perselisihan yang disengketakan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta itu masih memerlukan tahapan panjang untuk sampai titik final.
Terbaru, PTUN dikabarkan akan mengeluarkan putusan sela pada Jumat (23/3) mendatang. Namun hal itu bukan akhir dari perseteruan kubu OSO dan Daryatmo. Masih ada beragam sidang yang harus ditempuh. Jika salah satu dari dua kubu tersebut diputuskan sebagai pemenang di pengadilan, maka kubu lainnya kemungkinan besar akan memilih banding. Setelah banding, masih ada lagi kasasi.
Artinya, butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahunan untuk sampai pada titik akhir dari sengketa dua kubu tersebut. Karena itu pula, berdasarkan survei Lingkar Survei Indonesia (LSI), Partai Hanura hanya memiliki elektabilitas 0,7 persen.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Hanura Kaltim kubu Daryatmo, Herwan Susanto menyebut, atas hasil survei tersebut, tidak menutup kemungkinan akan berimbas signifikan pada pemilihan legislatif (pileg) dan presiden. “Apabila perseteruan masih terus berlanjut, suara di pileg bisa saja akan anjlok. Di 2024 Hanura tidak bisa ikut pemilu,” ujarnya, Senin (19/3) kemarin.
Mantan anggota Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) itu menyebut, terbilang pilihan rasional apabila sejumlah kader didikannya berlabuh di partai lain. Sebab penentuan calon legislatif tinggal menghitung bulan.
“Saya sampaikan pada kader, dalam politik itu pilihan. Maka saya berikan kebebasan pada mereka untuk memilih. Inilah bentuk kedewasaan politik yang saya contohkan pada mereka,” katannya.
Terhadap Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase yang baru-baru ini menyeberang ke PKB, Herwan mengapresiasi langkahnya. Pasalnya sebelum Basri memilih hijrah, dirinya sudah memberikan sejumlah pertimbangan atas masa depan Basri di Partai Hanura.
“Saya malah bangga dengan dia. Saya memikirkan bagaimana nasib politik dia ke depan. Karena masa depan politik harus dilihat dari segi partai dan dukungan masyarakat. Bila masih tetap bertahan, sedangkan belum ada kepastian di Hanura, bisa mengancam masa depan politik dia,” ucapnya.
Hal yang lumrah, lanjut dia, bila Basri memilih berlabuh pada partai lain. Karena menurutnya, politik adalah soal pilihan yang didasarkan pada pertimbangan realistis yang bisa menguntungkan bagi masa depan diri dan partai.
Karena itu pula, anggota Komisi III DPRD Kaltim itu akan segera mengambil sikap atas karier politik dirinya. “Saat ini saya masih di Hanura. Saya akan menentukan pilihan menjelang pencalegan. Seandainya nanti masalah ini belum selesai, sedangkan pencalegan sudah mulai, saya akan mengambil sikap untuk pribadi saya,” ujarnya.
Suami dari Dahlia itu bahkan kebanjiran tawaran dari beragam partai di Karang Paci. “Saya sudah mendapat tawaran dari PKB, Gerindra, Golkar, dan Perindo. Insyaallah partai lain masih memandang saya memiliki kompetensi untuk kembali jadi caleg di 2019,” pungkasnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: