Rasa trauma begitu mendalam bagi 37 warga Palu (Sulawesi Tengah) yang berhasil lolos dari maut. Terlebih saat kehilangan tempat tinggal. Sehingga Pemkab Kutim bersedia untuk menyediakan lahan bagi pendatang yang ingin menetap atau pindah domisili.
————————————
Puluhan warga tersebut mengungsi ke Kutim dan mengaku enggan kembali ke tempat asal.
Bupati Kutim, Ismunandar merencanakan memberi bantuan khusus bagi warga yang selamat dari bencana gempa dan tsunami tersebut. Terlebih jika tidak memiliki sanak saudara. Ia memaparkan kesiapannya untuk menampung para korban gempa yang ingin bermukim di Kutim.
“Jika mereka mau datang ke sini sangat dipersilahkan. Saya terlintas dan berwacana ingin memberikan lahan agar mereka bisa bertahan hidup dan mencari rezeki di sini,” tuturnya saat diwawancarai belum lama ini.
Dia menegaskan akan lakukan koordinasi dengan tata ruang dan pihak transmigrasi, apakah bisa memberi fasilitas seperti warga transmigrasi di Kutim. Skema yang seperti transmigrasi. Karena di Kutim sendiri, lahan masih luas dan sumberdaya manusia yang masih dibutuhkan.
“Nanti kami lakukan pengecekan dimana saja lahan yang masih kosong, untuk transmigrasi warga Palu ke Kutim. PMI juga harus melakukan pendataan agar memudahkan pekerjaan,” jelasnya.
Rencananya para korban tersebut akan ditransmigrasi ke daerah pesisir wilayah Kutim, dan juga daerah yang belum banyak penduduknya seperti Kecamatan Sandaran, Kaubun, Kenyamukan, selain itu pihak pemerintah akan menyiapkan lahan beserta bibit tanaman untuk mereka bercocok tanam.
“Kami lihat dulu sejauh mana mereka bertahan. Kalau mau menetap nanti diupayakan tempat, supaya ada rumah,” pungkasnya.
Hal tersebut menurut Ismu dilakukan atas dasar kemanusian, terlebih antara Palu dan Kutim hanya bersebrangan saja dan terhitung sangat dekat.
“Saya dan Pak Wakil sudah ngobrol tentang rencana ini. Mengingat mereka sangat dekat dengan kita. Juga beberapa dari mereka tidak lagi miliki rumah,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya telah menyerahkan kepada PMI Kutim untuk koordinasi. Lokasinya yang dianggap dekat dengan ibu kota kabupaten agar mudah lakukan adaptasi.
“Jika mereka punya keluarga di Bengalon, Rantau Pulung, atau Kaliorang bisa saja tinggal dimanapun. Sandaran juga tidak masalah. Lebih dekat jika mereka ingin lihat pulaunya,” tuturnya.
Untuk diketahui, pihak PMI Kutim telah lakukan pendataan pada seluruh korban gempa, untuk selanjutnya menjadi bahan tindak lanjut. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: