BONTANG – Keluarga dua pasien demam berdarah berkategori berat di RSUD Taman Husada, ternyata tidak memiliki jaminan kesehatan sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak yang menangani kedua pasien tersebut yakni dokter Arlita Putri Eka Vivin.
Pasien pertama ialah pelajar SD Muhammadiyah kelas 4 yang meninggal akibat penyakit demam berdarah pada Jumat lalu. Sebelumnya pasien ini telah berobat ke salah satu rumah sakit swasta. Pihak rumah sakit tersebut menyarankan untuk masuk perawatan inap karena pasien telah masuk masa kritis.
“Namun, karena ketiadaan biaya maka harus menunda perawatan. Akhirnya masuk ke RSUD dalam kondisi yang tidak baik secara klinisnya,” kata dokter Putri.
Kondisi serupa dialami oleh salah satu pasien yang saat ini masih mendapat perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Sebelumnya pasien tersebut mendapat perawatan di salah satu Puskesmas di Kota Taman. Petugas Puskesmas pun telah mencurigai pasien terkena demam berdarah.
“Tindakan klinis mereka langsung memasang infus supaya pasien tidak dalam kondisi kolaps. Hal ini berkenaan dengan pecahnya pembuluh darah. Itu pun masih ragu untuk merujuk ke rumah sakit karena kondisi keluarga belum punya jaminan,” ucapnya.
Akibatnya, upaya mendapat perawatan rujukan pun tertunda. Putri menuturkan begitu pihak keluarga setuju membawa anaknya ke RSUD Taman Husada, pasien kondisinya sudah syok.
“Akhirnya kami sarankan masuk ruang perawatan intensif PICU,” tutur dia.
Putri berujar penting bagi warga Bontang untuk tertib administrasi. Menurutnya, pihak rumah sakit bukan diskriminasi terhadap pasien. Akan tetapi, terkadang keluarga perlu pertimbangan finansial. Sebelum mendapatkan perawatan selanjutnya.
“Begitu kami edukasi untuk mencari darah ke PMI misalnya. Sekian kantong sekian juta. Keluarga akan berupaya mencari uang dulu untuk dapat darah. Sedangkan waktu berjalan cepat bagi pasien demam berdarah. Artinya tidak bisa menawar waktu,” terangnya.
Ia berharap warga segera mengurus jaminan kesehatan. Jangan menunggu anak masuk dalam kondisi emergency terlebih dahulu. Sebab, tidak menutup kemungkinan kondisi seperti ini terjadi.
“Lebih baik sedia payung sebelum hujan. Pada saat kondisi emergency terjadi, tidak bingung untuk biaya. Adanya jaminan sangat membantu percepatan pelayanan kami,” pungkas Putri. (ak/prokal)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda