JAYAPURA-Empat orang anggota TPN/OPM pimpinan Mathias Wenda menyatakan diri kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan tersebut disampaikan keempat anggota TPN/OPM ini di hadapan Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kol. Inf. J. Binsar P. Sianipar didampingi Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., Kepala Administrator PLBN Skouw, Yan Numberi dan Danyon PR 328/DGH, Mayor Inf Erwin Iswari di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (25/1).
Selain menyatakan kembali ke pangkuan NKRI, keempat anggota TPN/OPM ini juga menyerahkan sepucuk senjata laras panjang jenis M16 beserta amunisi yang diterima 172/PWY Kol. Inf. J. Binsar P. Sianipar.
Salah satu pentolan TPN/OPM berinisial AK menegaskan bahwa mereka kembali ke pangkuan NKRI karena ingin menikmati kesejahteraan serta mendapat pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan pembangunan lainnya dari pemerintah, sama seperti yang diterima anak bangsa lainnya di Provinsi Papua.
“Kami ingin hidup kembali seperti yang lainnya. Anak kami ingin bersekolah dan mendapat beasiswa,” tegas AK.
Sementara itu, Danrem 172/PWY, Kolonel Inf. J. Binsar P. Sianipar menyambut baik kembalinya empat orang anak bangsa yang dulunya memiliki persepsi yang berbeda.
Kembalinya empat orang anggota TPN/OPM pimpinan Mathias Wenda beserta keluarganya menurut Binsar Sianipar merupakan hasil dari pembinaan teritorial semua pihak di wilayah Skouw, Distrik Muara Tami.
“Keberhasilan ini bukan saja TNI yang berperan tetapi juga semua pihak baik kepolisian, PLBN dan Pemerintah Kota Jayapura sehingga kita harus mendukung penuh,” tegasnya.
Binsar Sianipar menyebutkan dari empat orang anggota TPN/OPM ini, salah satunya memiliki peran penting dan merupakan pejabat yang berada langsung di bawah komando Mathias Wenda.
Keempat anggota TPN/OPM pimpinan Mathias Wenda ini diakuinya pernah terlibat dalam sejumlah aksi penyerangan di wilayah perbatasan RI-Papua New Guinea (PNG). Salah satunya penyerangan dan penyanderaan warga pada 2014 lalu yang menewaskan seorang warga sipil.
“Ini hal yang luar biasa. Mereka bukan orang asing tapi WNI dan anak bangsa yang dulu memiliki persepsi berbeda. Hari ini (kemarin, red) mereka datang dengan kesadaran mereka dan kita fasilitasi mereka kembali menjadi WNI,” tegasnya.
Ditambahkan, melalui program operasi “Cinta Kasih”, pihaknya memberikan pelayanan ke masyarakat sehingga semua persoalan bisa diselesaikan dengan metode cinta kasih.
“Terpenting mereka mau kembali dan membangun komitmen untuk membangun Indonesia. Selama ini mereka mau kembali, tapi tidak ada yang fasilitasi,” pungkasnya. (kim/nat/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: