Ribuan alat pelindung diri (APD) kembali didatangkan pemerintah pusat ke Kaltim, (18/4/2020). Diharapkan tenaga medis provinsi ini makin aman. Percaya diri melawan wabah korona.
BALIKPAPAN – Bantuan alat pelindung diri (APD) dari pemerintah pusat kembali datang. Menggunakan pesawat milik TNI AU, APD sebanyak 80 koli itu didaratkan di Base Ops Lanud Dhomber, Balikpapan. APD itu bakal didistribusikan ke seluruh daerah di Kaltim.
Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Armed I Gusti Agung Putu Sujarnawa mengatakan, khusus Balikpapan, akan mendapat 1.100 APD. Menjadi yang terbanyak dari daerah lain, karena Kota Minyak adalah daerah dengan tingkat kasus penanganan Covid-19 tertinggi. Sementara untuk daerah lain, akan disesuaikan dengan keperluannya.
“Dengan bantuan ini, kami harap masyarakat bisa berpikir positif kepada pemerintah. Juga mendukung semua program serta imbauan yang diberikan,” pesan Gusti.
Adapun total bantuan itu diperkirakan sebanyak 4 ribu APD. Dengan rincian satu koli berisi 50 APD.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi M Ishak menyebut, di Kaltim ada seribuan orang mengikuti Itjima Gowa. Sudah 600-an orang yang berhasil di-tracing. Mereka yang memiliki keluhan kesehatan atau yang punya riwayat kontak erat dengan pasien positif pun dilakukan rapid test. Jika dari rapid test menunjukkan reaktif, maka yang bersangkutan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP).
Hingga kini, disebut Andi, ada 127 orang PDP yang masih menunggu hasil uji laboratorium. Dia mengatakan, bahwa polymerase chain reaction (PCR) set di Kaltim kemungkinan baru ada pada Mei. Sebab, Kaltim masuk tahap kedua. Namun, sebenarnya Kaltim sudah punya PCR set yang selama ini dipakai untuk uji HIV.
Namun, yang paling kemungkinan cepat diadakan adalah tes cepat molekuler (TCM) bulan ini. Mengingat TCM selama ini sudah ada dan digunakan untuk uji tuberkulosis. Tinggal meng-install dan pemasangan cartridge.
Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda David Masjhoer menambahkan PCR dan TCM sudah siap di rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu. Namun, masih menunggu pihak Kementerian Kesehatan untuk meng-install dan pasokan reagen guna mengekstrak sampel.
“Alatnya siap. Laboratorium juga sudah kami setting untuk Biosafety Level 3,” tutur David.
Diketahui, Biosafety Level 3 adalah pengamanan yang ditujukan bagi fasilitas klinis atau riset yang berhubungan dengan agen, yang mengakibatkan potensi terkena penyakit berbahaya. (*/okt/nyc/rom/k18/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: