SANGATTA – Pemutaran film penghianatan G30S/PKI serentak digelar di Indonesia termasuk Kutim. Kutim sendiri, film ini diputar di 18 kecamatan. Puncaknya di Sangatta Gedung Serba Guna (GSG) dan Lapangan Taman Bersemi pada Tanggal 28 dan 29 September 2017 nanti.
Dikatakan Dandim 0909/Sangatta Letkol Inf Setyo Wibowo, pemutaran film ini tak sekalipun bernuansa politis. Melainkan murni untuk memberikan pemahaman sejarah kepada masyarakat. Khususnya anggota TNI dan para generasi muda yang ada di Indonesia termasuk Kutim.
Sehingga mereka tau pada saat itu pernah terjadi sejarah kelam semenjak hadirnya gerakan komunis PKI. Karena jangan sampai, generasi muda lupa dan bahkan tidak tau fakta yang sesungguhnya pada masa itu.
“Tujuan pemutaran untuk memberikan pemahaman sejarah bagi generasi muda. Mungkin yang belum pernah lihat ataupun lupa. Baik warga termasuk TNI. Sehingga kita semua ngerti sejarah ini. Kita tidak lupa dengan sejarah,” ujar Dandim Setyo.
Kemudian, tujuan lainnya ialah untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur terlebih dahulu. Sebagai warga Indonesia yang baik, wajib mengenang dan menghormati para pahlawan. Sebab, atas keberadaan mereka Indonesia bangkit seperti saat ini.
“Bahaya laten setiap saat bisa timbul dalam bentuk apapun, kapan dan dimanapun. Makanya TNI perlu memberikan gambaran jangan sampai timbul dan terulang lagi (PKI). Penghianatan ini jelas. Kami tak menginginkan Indonesia tidak stabil dan terpuruk. Kita mau semakin cerah,” katanya.
Dirinya berharap, usai menonton film ini, masyarakat lebih mengerti dan paham akan sejarah kelam PKI. Tak kalah penting, Indonesia semakin kuat, bangkit dan bersatu untuk melawan ideologi yang melenceng seperti ini.
“Kita harus kuat, hebat maju dan tidak terpecah belah. Kita pererat persatuan dan kebinekaan. Semakin memperkokoh pancasila, keimanan dan persatuan bangsa. Jangan sampai sejarah dipelencengkeng dan dikonsumsi oleh anak anak kita,” katanya.
Terlepas dari itu, dirinya mengaku pra pemutaran film tersebut membuat masyarakat sangat antusias. Banyak yang penasaran dan mengerti fakta yang sebenarnya.
“Masyarakat responsif dan antusias. Sebelumnya tidak tau menjadi tau. Kami sangat bersyukur sekali banyak yang mendukung,” katanya.
Benar saja, Firkon, warga Sangatta Utara ini sangat mendukung pemutaran film tersebut. Bahkan dirinya ikut menyaksikan secara langsung saat Nonton Bareng (Nobar) di Koramil.
“Hanya sayang saja ada pemotongan sebagian durasinya. Tetapi cukup mengingatkan kita tentang penghianatan G30S/PKI,” kata Firkon. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: