WISATA tak melulu tentang tempat indah. Melainkan, juga meliputi wisata rasa alias kuliner. Menu Gammi Bawis adalah yang paling awal muncul ketika bicara kuliner khas Bontang. Bagi warga Bontang, menu ini sudah sangat familiar. Belakangan, namanya mulai menasional bahkan mendunia.
Gammi Bawis pertama kali dipopulerkan masyarakat Bontang Kuala. Istilah gammi memiliki arti sambal. yang sudah dikenal lama di Bontang, dan telah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Bontang Kuala. Apalagi ketika mereka ingin pergi melaut, gammi kerap menjadi perbekalan utama mereka. Selain praktis, gammi nikmat dimakan dengan nasi meski tanpa lauk pauk.
“Gammi ini memang sudah menjadi makanannya orang-orang Bontang Kuala sejak dahulu. Tidak untuk bawis saja, tetapi juga bisa dinikmati bersama makanan yang lain,” kata Jafar, salah satu sesepuh dan tokoh masyarakat Bontang Kuala.
Sementara Bawis, merupakan jenis ikan laut yang masuk dalam kategori baronang lingkis. Ciri-cirinya, ikan ini memiliki banyak duri dan ukuran paling besar hanya seukuran telapak tangan orang dewasa.
Uniknya, ikan ini dikabarkan hanya bisa ditemukan di perairan laut Bontang. Dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, populasi ikan bawis ini lebih mendominasi ketimbang jenis ikan lainnya.
Banyaknya padang lamun di perairan laut Bontang menjadi faktor terbesar ikan ini masih mudah ditemui. Pasalnya, banyaknya lumut yang menempel di padang lamun menjadi makanan utama mereka. Ikan ini diketahui sering ditemukan bergerombol di padang lamun.
“Asal kata bawis itu dari bentuk ikannya yang menyerupai daun bawing. Kalau ikan bawis bergerombol makan di padang lamun, persis membentuk pohon bawing. Dari kata bawing inilah lama-lama tercetus kata bawis,” beber Jafar.
“Karena sering diucapkan berulang-ulang, akhirnya sebutan ikan bawis menjadi populer,” tambah pria yang juga menjabat Ketua Masyarakat Peduli Indikasi Geografis ini.
Adapun proses pembuatan Gammi Bawis yaitu ikan bawis dimasak bersama sambal pedas yang telah diulek. Bumbu-bumbunya terdiri dari cabai rawit, cabai merah, tomat merah, bawang merah, gula pasir, garam, dan minyak.
Yang membuat unik adalah, proses penyajiannya diletakkan dalam cobek tanah liat bersama ikan bawis lalu dipanaskan di atas kompor. Saat panas, sambal akan terlihat meletup-meletup. Agar wangi, gammi bisa ditambahkan sehelai daun kemangi.
Gammi Bawis tercatat pernah dibawa ke negeri kincir angin untuk mengikuti promosi kuliner daerah yang digelar di Den Haag, Belanda. Kuliner ikan bawis yang dibumbui sambal pedas khas gammi dan disajikan di atas cobek mendidih itu juga pernah menjadi salah satu hidangan yang disajikan pada acara makan kenegaraan di istana negara dalam rangka memperingati HUT ke-70 Kemerdekaan RI.
Selain dikenal dapat memanjakan lidah bagi siapa saja yang menyantapnya, Gammi Bawis juga tercatat memiliki rentetan prestasi baik di tingkat provinsi Kaltim (Kaltim) hingga nasional.
Di antaranya meraih juara I di Festival Benua Etam yang digelar Dinas Pariwisata Kaltim 2011 lalu. Saat itu, peserta perwakilan Bontang dari tim PKK juga berhasil mengangkat Gammi Bawis menjadi menu andalan.
Di 2014, Gammi Bawis juga pernah menjadi juara I Festival Kuliner Tradisional se-Kaltim. Setahun kemudian di 2015, Gammi Bawis kembali dinobatkan menjadi juara terbaik se-Kalimantan pada Festival Kuliner Tradisional di HUT Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tak hanya itu, kuliner berbahan utama adalah ikan bawis tersebut juga pernah meraih juara pertama dan menjadi menu andalan para dewan juri dalam lomba Masakan Khas Daerah Pangan Nusa 7 tingkat regional Kalimantan. Berlanjut di tingkat nasional. Gammi Bawis menorehkan prestasi dengan memenangkan lomba sebagai juara II.
Prestasi lainnya yang tak kalah penting, Gammi Bawis berhasil masuk nominasi 10 besar di Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 sebagai makanan tradisional terpopuler. Makanan khas Bontang yang pernah dicicipi langsung Presiden RI Joko Widodo ini lolos dalam nominasi dikarenakan memiliki rentetan prestasi juara dalam kategori hidangan tradisional terfavorit.
Tak kalah menarik, Pemkot Bontang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang dan berbagai elemen penggiat kuliner Bontang di 2015 lalu juga pernah memecahkan rekor baru Museum Rekor Indonesia (Muri). Yaitu rekor dalam sajian gammi bawis cobek terbanyak.
Saat ini warung-warung Gammi Bawis sudah menjamur di Bontang. Keberadaannya tidak didominasi di daerah Bontang Kuala saja, tetapi telah menyebar di berbagai warung makan.
Bahkan warung Gammi Bawis kini bukan hanya ada di Bontang, melainkan juga telah hadir di Samarinda dan Balikpapan. Variasi menunya kini juga telah beragam. Tidak hanya Gammi Bawis, namun juga ada Gammi Ayam, Gammi Cumi, maupun Gammi lainnya.
Terbaru, Bawis juga sudah bisa diolah menjadi kripik bawis. Ini menjadi salah satu indikator jika kuliner Gammi Bawis bisa ikut meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saat ini ikan bawis telah kami daftarkan di Indikasi Geografis untuk mendapatkan perlindungan negara dan diakui menjadi ciri khas Bontang. Saat ini masih dalam proses. Semoga saja usulan kami ini diterima sehingga bisa berdampak positif terhadap seluruh usaha yang di bidang ikan bawis,” pungkas Jafar. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post