SANGATTA – Sejumlah relawan asal Kutai Timur (Kutim) sempat dibuat panik atas kejadian gempa susulan di Palu yang terjadi Selasa (9/10) subuh. Pasalnya gempa ini membangunkan para warga yang kala itu masih terlelap.
Fitriyadi, relawan Kutim yang masih bertahan di Palu mengatakan, gempa susulan kerap terjadi. Namun gempa susulan yang terjadi kemarin merupakan guncangan yang terbilang kencang dan sangat terasa di seluruh wilayah.
“Kami tinggal di posko di belakang Universitas Tadulako, tepatnya di kawasan Luwuk Raya. Dari Kutim masih berempat, subuh sempat panik keluar tenda saat gempa bersakala 5,2 SR,” terangnya.
Menurut Fitriyadi, gempa kali ini memicu rasa trauma kembali bagi warga sekitar. Ia juga menceritakan kondisi timnya saat ini di tengah kegentingan suasana kota.
“Sekarang sudah banyak sekali bantuan yang masuk. Hanya karena minimnya koordinasi dan pertimbangan keamanan sehingga banyak posko yang belum dapat bantuan,” katanya.
Fitriyadi dan timnya sendiri ditargetkan hanya sampai Jumat (12/10) lusa berada di Palu jika kondisi ibu kota Sulawesi Tengah (Sulteng) itu telah dianggap kondusif. Jika memang telah memadai, ia mengaku akan ditarik mundur ke daerah.
Namun hingga saat ini, dengan melihat kondisi yang kembali mencekam, pihaknya mungkin akan tetap bertahan. “Hari ini (kemarin, Red.) kami habis isi gudang. Mengingat rencana ada kiriman lagi yang akan masuk. Kami di sini membantu mengantar bantuan ke pengungsi dan sekarang sudah tidak lagi rebutan,” ujar Fitriyadi.
Dipaparkan, pihaknya saat ini masih menetap di posko relawan. Fitriyadi mengaku terus membantu segala hal yang dapat dilakukan. Meskipun saat ini pasar telah ada yang buka dan warung makan kembali berjualan, namun bantuan makanan masih dibagikan.
“Warga yang keluar Palu belum ada info kembali. Di sini rata-rata pengungsi yang dari awal bertahan dan masih membutuhkan makanan,” bebernya.
Berbeda dengan sebagian tim relawan yang sudah banyak pulang, ia mengaku masih bertekad bertahan hingga kondisi aman. “Sekarang tinggal posko-posko besar saja lagi yang banyak. Nah, kalau mau meringankan beban mereka, fokus ke pembangunan seperti Aceh kemarin. Karena banyak yang kehilangan rumah,” pungkasnya.
Serupa dengan bidang pendidikan yang masih lumpuh. Menurutnya, sekolah dan kampus belum kembali buka. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: