SAMARINDA- Pemerintah kota/kabupaten di Kaltim dituntut lebih serius menggarap pariwisata. Pasalnya, sektor ini diyakini bisa menjadi andalan perekonomian daerah pada masa mendatang. Terlebih, pada November 2019, akan ada penerbangan khusus dari Afrika ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, pariwisata sangat potensial menjadi salah satu sektor masa depan Kaltim. Makanya perkembangannya harus digenjot. Untuk mendukung itu, dalam waktu dekat akan ada penerbangan carter dari Afrika ke Samarinda. Tentunya untuk membuka jalur pariwisata langsung dari luar negeri.
“Jadi, maskapai Garuda Indonesia akan melakukan carter pesawat dari Afrika, yaitu Seychelles ke Samarinda,” ungkapnya Rabu (27/2). Saat ini juga sudah ada penerbangan dari Samarinda langsung ke Derawan, Berau. “Saya punya keyakinan, Kaltim bisa sedikit demi sedikit mengurangi kontribusi pertambangan. Selain hilirisasi perkebunan, pariwisata juga kami kembangkan,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, baru-baru ini ada beberapa utusan dari Republik Seychelles yang datang menemuinya. Perwakilan negara tersebut mengaku, Berau memiliki potensi yang besar untuk pariwisata. “Terhubung langsung, tentu jadi penawaran yang baik. Kita juga perlu belajar banyak dari negara kepulauan itu. Karena negara yang berada di Benua Afrika tersebut memiliki pendapatan yang luar biasa dari pariwisata,” terangnya.
Terpisah, General Manager Garuda Indonesia Branch Office Balikpapan Boydike Kussudiarso mengaku, belum mengetahui perihal informasi penerbangan dari Afrika ke Samarinda tersebut. Namun bukan berarti tidak mungkin. Sebab, bisa jadi sudah ada kebijakan internal antara pihak Garuda dengan Pemprov Kaltim.
“Kita akan cek, apa benar ada rencana itu. Karena pembahasan tersebut bisa jadi belum sampai pada kami di daerah. Pak gubernur bilang pesawat carter Afrika ke Samarinda. Nah, carter itu memang dibahas di internal pusat, berbeda dengan penerbangan reguler,” ungkapnya.
Menurutnya, ada juga kemungkinan airline Afrika atau Eropa melakukan penerbangan ke Berau, singgah di Seychelles. Walaupun belum pasti kejelasannya, namun potensi untuk terwujud sangat besar. Apalagi, Garuda juga sudah pernah melayani penerbangan carter serupa, ke Pulau Nabucco di Berau.
“Hingga dua tahun perjalanan carter itu tetap berjalan baik. Landing langsung di Maratua penerbangan dari Balikpapan. Namun, Samarinda kita memang belum,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, kebanyakan wisatawan mancanegara yang minat dengan penerbangan carter menuju Maratua berasal dari Eropa dan Jepang. Adapun mekanisme carter, yakni menerbangkan berdasarkan permintaan pencarter. Bisa dari perusahaan maupun perorangan. Sekarang Garuda sudah melakukan carter Balikpapan-Maratua PP. Pencarternya biasa menuju Nabucco dan Maratua Island. Itu menampung permintaan kerja sama perusahaan dengan operator di Eropa.
Mekanisme carter memang lebih istimewa. Selama ini, tambahnya, untuk carter ke Nabucco, dilakukan dari Balikpapan-Maratua, Maratua-Balikpapan menggunakan pesawat jenis ATR. Mekanismenya orang datang dari berbagai negara ke Jakarta. Dari Jakarta kemudian terbang ke Balikpapan, lalu menggunakan pesawat carter menuju Maratua.
Berangkat pukul 14.00 Wita dari Balikpapan dan dari Maratua pukul 15.00 Wita. Landing di Balikpapan pukul 16.00 Wita. Kapasitasnya mencapai 70 penumpang. “Pencarter memiliki kontrak sendiri dengan internal Garuda Indonesia. Sehingga kami di daerah tinggal mengikuti mekanismenya. Penerbangan dari Eropa itu pasti bisa semakin mengembangkan sektor pariwisata Kaltim,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post