SAMARINDA – Banyak anggota DPRD Kota Malang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dinilai penting menjadi perhatian serius semua kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak bahkan meminta agar setiap kepala OPD yang dia pimpin, agar lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam menentukan kebijakan. Terutama kebijakan pengelolaan anggaran pembangunan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sehingga terhindar dari tindakan korupsi.
Tak hanya itu, Awang Faroek juga meminta agar penyelenggaraan pemerintahan, terutama pengelolaan keuangan agar melaksanakannya secara transparan, akuntabel dan sesuai perundang-undangan, sehingga tidak terjadi pelanggaran hukum di kemudian hari.
“Sebagai pengelola anggaran, tentu harus berhati-hati. Jangan sampai kepala OPD di lingkungan Pemprov Kaltim terjerumus dengan tindakan korupsi. Makanya, hati harus bersih, jangan mudah dirayu atau diiming-iming hadiah yang akibatnya di kemudian hari harus di sekolahkan atau di penjara,” kata Gubernur belum lama ini.
Awang Faroek mengatakan, dengan kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran, tentu akan berdampak baik terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Karena, setiap kepala OPD dapat lebih profesional dan teliti bekerja. Apalagi, terkait pengelolaan keuangan.
Selain menghindarkan dari persoalan hukum, kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran pembangunan akan mendukung terselenggaranya pemerintah yang bersih dan transparan. Dengan begitu, tujuan pembangunan bisa diselenggarakan dengan baik sebagaimana yang telah disusun pemerintah.
Di sisi lain, Awang Faroek mengaku, pemerintah tidak ingin, apa yang terjadi baru-baru ini di daerah DPRD Malang juga dialami para pejabat di Kaltim. Karena itu, ia mengingatkan, supaya jabatan yang diamanahkan betul-betul dijalankan dengan baik sesuai perundang-undangan.
“Kita harus takut sama Sang Pencipta Allah SWT. Kalau kita tidak takut sama Allah SWT, tunggu saja akibatnya. Mungkin tidak lama di sekolahkan atau di penjara. Semoga ini tidak terjadi di Kaltim,” jelasnya. (*/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: