SATU bulan pascalebaran harga beberapa komoditas pangan masih belum stabil. Salah satunya cabai besar. Sepekan jelang Lebaran lalu, harga cabai besar di Pasar Rawa Indah per kilogramnya Rp 30 ribu. Kini, komoditas pangan tersebut mengalami kenaikan harga Rp 15 ribu per kilogramnya, atau konsumen wajib merogoh kocek Rp 45 ribu untuk mendapatkan satu kilogram.
Randy, pedagang di pasar sementara Rawa Indah mengatakan belum stabilnya harga cabai besar akibat belum panennya petani cabai di Bontang. Pedagang terpaksa mengambil pasokan dari Samarinda. Secara otomatis ada penambahan akibat munculnya ongkos kirim.
“Bontang sekarang lagi tidak musim (belum panen cabai, Red.) jadi tidak ada pasokan. Terpaksa pedagang mengambil dari Samarinda,” kata Randy saat ditemui Bontang Post, Sabtu (14/7) di lapaknya.
Begitupula dengan cabai rawit, lonjakan dan penurunan harga kerap terjadi tiap harinya. Sebelum Lebaran harganya berkisar Rp 40 ribu per kilogramnya. Namun dua pekan lalu tiap kilogramnya sempat mencapai angka Rp 80 ribu. Randy menyebut faktor belum beroperasinya kendaraan pengangkut komoditas pangan tersebut menyebabkan adanya kenaikan harga. “Mobil dari Bontang belum jalan sehingga pasokan kadang ada atau tidak,” ucapnya.
Sementara tomat kendati sempat turun harganya, namun masih belum stabil dibandingkan jelang Idulfitri lalu. Saat ini per kilogramnya Randy menjual dengan harga Rp 18 ribu. Sepekan lalu, sayur mengandung vitamin C ini sempat dijual Rp 20 ribu.
Randy menyebut belum stabilnya tomat akibat cuaca yang kerap hujan. Akibatnya petani tidak dapat melakukan proses panen. Pedagang memasok tomat dari Sulawesi. “Karena ini musim hujan jadi petani tidak panen,” tuturnya.
Kondisi parah terjadi pada komoditas pangan daging ayam. Sudah tujuh bulan sejak Desember tahun lalu, harga ayam potong tidak pernah kembali ke harga awal, Rp 40 ribu,untuk ukuran besar. Penjual daging ayam di pasar sementara Rawa Indah, Angga mengatakan, saat ini untuk ukuran kecil dijual seharga Rp 48 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar, seharga Rp 50 ribu atau selisih Rp 2 ribu.
Belum lagi pedagang mengaku pasokan daging ayam pun kini terbatas. Dahulunya sehari mampu mendapatkan 100 ekor dari Balikpapan atau Samarinda, saat ini hanya diberi maksimal 80 ekor. “Susah dapat pasokannya. Kalau ada, itu sudah dibagi. Jadi tidak bisa memperoleh dalam jumlah seperti dahulu,” pungkas Angga. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post