Harga minyak dunia tertekan pada perdagangan Jumat (2/2) malam, waktu Amerika Serikat, pasca penguatan mata uang dolar AS. Penguatan mata uang negeri Paman Sam terjadi lantaran kuatnya pertumbuhan angka lapangan kerja pada Januari dan kenaikan tingkat upah.
Mengutip Reuters, Sabtu (3/2), harga minyak mentah berjangka di AS West Texas Intermediate (WTI) turun tipis 0,7 persen menjadi US$65,33 per barel. Namun, jika dihitung sepanjang pekan ini, harga minyak WTI sudah turun 1,3 persen.
Penurunan juga terjadi pada harga minyak berjangka Brent sebesar 1,5 persen menjadi US$68,62 per barel.
“Harga minyak mendapatkan tekanan dari kenaikan produksi minyak AS bersamaan dengan pemulihan marjinal indeks dolar AS,” tutur Abhishek Kumar, Analis Senior Interfax Energy’s Global Analytics.
Menurut dia, saat ini, harga minyak tengah berada di atas nilai wajarnya. Sehingga, mendorong aksi ambil untung.
Hubungan kuat antara kenaikan harga minyak saat kejatuhan indeks dolar AS dan sebaliknya terjadi selama 2014-2016 ketika pasokan minyak membanjiri pasar.
“Produksi negara-negara penghasil minyak (OPEC) dan non-OPEC, serta pengetatan pasar minyak AS telah menjadi perhatian tahun ini. Meski demikian, permintaan secara diam-diam telah menopang pengetatan pasar selama beberapa tahun terakhir,” kata Jon Rigby, Analis UBS.
Sekadar informasi, permintaan minyak dunia naik 1,6 juta barel per hari (bph) atau 1,5 persen dibandingkan tahun lalu. UBS memprediksi permintaan minyak dunia bakal meningkat 1,3 juta bph di tahun ini.
Berdasarkan survei Reuters, produksi minyak OPEC sepanjang bulan lalu naik dari level terendahnya dalam delapan bulan terakhir. Sementara, produksi minyak Rusia sesuai kesepakatan pemangkasan produksi, yakni mencapai 10,95 juta bph.
Pemangkasan produksi yang dilakukan OPEC tersebut telah mengimbangi kenaikan produksi minyak AS. Badan Administrasi Informasi Energi AS mengungkapkan bahwa produksi minyaknya tembus hingga 10 juta bph pada November 2017. Ini merupakan produksi tertingginya sejak 1970 silam.
Hingga kemarin, Baker Hughes menyatakan pengebor minyak AS menambah enam rig menjadi 765 rig pada pekan ini yang merupakan kenaikan jumlah rig selama dua pekan berturut-turut. (bir/cnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: