SAMARINDA – Pemprov Kaltim terus menggenjot pembangunan infrastuktur di berbagai daerah. Khususnya akses jalan pada daerah-daerah pedalaman dan perbatasan. Namun pembangunan yang dilakukan juga harus berkualitas. Sehingga jalan yang dibangun tidak cepat rusak sehingga mengganggu perkembangan daerah.
Anggota Komisi I DPRD Kaltim Jafar Haruna menuturkan, keberadaan infrastruktur memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi suatu daerah. Apalagi bila dimotori dengan hadirnya ekonomi yang handal. “Pembangunan infrastruktur dapat membuat peredaran ekonomi berjalan baik,” kata Jafar kepada Metro Samarinda.
Dia memaparkan, salah satu kendala pembangunan infrastruktur di Kaltim yaitu kondisi geografis yang sangat luas. Ditambah lagi medan yang mesti dilalui sangat berat, sehingga banyak daerah terisolir. Untuk itu, diperlukan infrastruktur yang sangat bagus dan tahan lama agar tidak cepat rusak. Jangan sampai pembangunan infrastruktur ini hanya dikerjakan apa adanya.
“Biasanya saya lihat pembangunan jalan hanya beberapa tahun saja sudah hancur. Setahun dua tahun sudah rusak lagi,” ungkapnya.
Dengan kerusakan jalan yang kerap terjadi, Jafar menyarankan perlu adanya dana pemeliharaan dalam hal ini disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Dana ini mesti bersifat rutin dalam kondisi siaga. Sehingga sewaktu-waktu ditemukan adanya kerusakan jalan, bisa segera digunakan untuk memperbaikinya.
“Jalan yang rusak jangan dibiarkan begitu saja. Jangan sampai penduduk menanam pohon di tengah jalan,” terang politisi Partai Demokrat ini.
Selain mengingatkan pembangunan jalan, Jafar juga memberi perhatian pada para pemakai jalan. Yaitu jangan sampai memarkir kendaraan di sembarang tempat. Hal ini bukan saja membahayakan pengguna jalan lainnya, melainkan juga dapat menghambat arus transportasi yang imbasnya pada kegiatan ekonomi masyarakat.
“Saya lihat banyak orang parkir di tengah jalan. Bahkan saya juga lihat para pejalan kaki tidak mendapat ruang untuk berjalan kaki sebagaimana seharusnya di kota,” kata Jafar.
Parkir di sembarang tempat ini, sambung Jafar, bisa menyebabkan kemacetan. Di satu sisi, trotoar yang sejatinya diperuntukkan pejalan kaki juga disalahgunakan. Baik untuk tempat parkir atau dijadikan lahan untuk berjualan. Menurutnya hal ini perlu diperhatikan, jangan sampai ada trotoar yang tidak berfungsi.
“Berikan juga haknya pada pejalan kaki, karena kita sama-sama membayar pajak. Pejalan kaki membayar pajak, pengusaha membayar pajak, semua membayar pajak. Dan sekarang ini harus semua membayar pajak, jangan menunda-nunda membayar pajaknya,” pungkasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: