bontangpost.id – Kepergian Rizki Rahmadani (30), wanita yang diduga dibunuh oleh kekasihnya yang merupakan oknum TNI di Balikpapan Praka MAM dari kesatuan Yonif 600/R Modang VI/Mulawarman, menjadi pukulan hebat bagi keluarga. Bagaimana tidak, dengan alasan tak ingin diminta menikah, tersangka dengan tega menghabisi nyawa korban dan menyembunyikan fakta tersebut selama satu bulan lebih.
Sebagai seorang ayah dan sosok yang paling dekat dengan sang putri, Kuswanto (60) bercerita, dirinya memang sudah menangkap gelagat aneh dari Kiki,- panggilan akrab korban, sejak Februari. Kiki selalu menampilkan wajah sedih dan murung. “Saya tanya, ada apa. Tapi dia tidak pernah menjawab,” kata Kuswanto, saat ditemui dikediamannya , Rabu (14/4).
Memang diakui, Kiki adalah orang yang pendiam. Namun saat itu diamnya jauh berbeda seperti biasanya.
“Terus saya tanyakan, akhirnya dijawab. Itu seminggu sebelum menghilang, tepatnya 25 Februari. Dia bilang kalau pihak keluarga si pria menolaknya dengan alasan tidak ingin memiliki menantu dari luar pulau,” terangnya.
Dalam perjalanan hubungan asmara Kiki dengan tersangka selama dua tahun, rupanya mereka memang berencana untuk menikah dan telah mempersiapkan banyak hal. Persiapan itu mereka urus bersama tanpa paksaan.
Tapi, dari cerita Kiki lagi sebelum menghilang, tersangka nampak ingin menyudahi hubungan mereka, di tengah semua persiapan itu. Alasan MAM, karena sudah dijodohkan oleh keluarganya dengan seorang wanita yang berada di Jawa.
Puncaknya, pada 1 Maret, hari pertama Kiki dinyatakan menghilang. Sebelumnya, almarhumah sempat pamit kepada orang tuanya untuk mengubah data BPJS dan akan mengambil baju persit di penjahit yang berada di Pasar Manggar.
Namun hari itu, hingga malam hari korban tidak bisa dihubungi. Tengah malamnya, Kuswanto pun teringat MAM dan menghubungi untuk meminta tolong mencari putrinya.
“Tapi dari malam itu ditelpon berdering saja, tidak diangkat dan dikirimi pesan tidak dibalas. Besoknya baru dia menghubungi balik dan bertanya ada apa, saya minta dia bertemu saya di rumah dan kami bertemu pukul 17.00 Wita,” tutur dia.
Kuswanto sempat menanyakan, apakah Praka MAM bertemu dengan Kiki. Tersangka mengaku sempat bertemu saat mengambil baju persit korban pada siang hari dan menjadi pertemuan terakhir mereka. Setelah itu, kata pelaku, mereka berpisah di jalan setelah mengunjungi penjahit.
“Kata dia (pelaku) anak saya ditunggu oleh teman ceweknya di pinggir jalan. Katanya cewe gemuk, baju hitam, pakai motor Vario. Jadi karena anak saya sama temannya, dia bilang tidak mengantar dan kembali ke asrama,” ucap dia.
Segala upaya pencarian korban dilakukan oleh pihak keluarga, dengan melapor ke polisi sektor, Polresta, hingga Polda Kaltim. Namun tak membuahkan hasil. Kuswanto juga tetap berhubungan dengan Praka MAM, dan tersangka selalu mengatakan masih berupaya melakukan pencarian.
Sampai pada 9 April 2021, tersangka akhirnya dipanggil POMDAM VI/Mulawarman untuk menjalani pemeriksaan, setelah pihak POMDAM menerima informasi hilangnya korban dari pihak keluarga. Selain karena tersangka merupakan anggota TNI AD, MAM juga merupakan pacar dan orang terakhir yang bertemu korban pada 1 Maret itu.
Setelah diperiksa, tepat pada 12 April 2021, Praka MAM secara resmi ditahan sebagai tersangka pembunuhan. Pengakuan Praka MAM tersebut, menjadi awal terbongkarnya misteri hilangnya korban secara tiba-tiba.
Dari pengakuan Praka MAM pula, penyidik militer pun berhasil menemukan lokasi disembunyikannya jasad korban di Jalan Transad KM 8, tembusan TPA Manggar, Balikpapan Timur. Pada 13 April 2021, jasad yang tersisa tulang-belulang itupun ditemukan dan dievakuasi menuju rumah sakit untuk menjalani autopsi.
Sementara pengakuan Kuswanto, sampai saat ini pihak keluarga masih belum mendapat keterangan pasti dari para penyidik terkait detail kasus ini. Selain dirinya hanya menerima informasi-informasi dari rekannya, yang menyebut kondisi jasad anaknya saat ditemukan sangat mengenaskan.
“Lalu dari informasi juga, anak saya itu tergeletak di TKP ditutupi semak-semak, kemudian dua minggu kemudian tersangka datang kembali. Kulit-kulit dagingnya dilepasin untuk bisa mengelabui kalau itu orang,” jelasnya.
Selama masa penyelidikan, Kuswanto menyebut penyidik militer juga berhasil menemukan motor putrinya, barang bukti yang digunakan korban pada hari kejadian, di sebuah bengkel di Manggar. Sedangkan beberapa barang lain seperti emas dan handphone belum ditemukan.
Saat PROKAL.co (grup bontangpost.id) berada di rumah duka, pihak keluarga dan kerabat memulih bungkam, sembari menunggu kedatangan jasad Kiki. Ketika mobil jenazah dari RSKD tiba, tangis hingga teriakan histeris pun pecah dari para pelayat, keluarga, hingga kerabat almarhum. Ibu korban Sugiyem (52) yang paling tak kuasa menahan emosinya.
Air mata terus mengalir diselingi teriakan amarah kepada pelaku. Gema lainnya juga diteriakkan oleh pihak keluarga korban yang meminta tersangka mendapat hukuman mati.
Untuk terakhir kalinya, keluarga tetap tidak bisa melihat putrinya karena jenazahnya sudah berada di dalam peti dan terbungkus rapi. Hanya usapan di peti dan lantunan doa yang bisa mereka lakukan. Setelahnya, jenazah Kiki diantar ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Muslim Kariangau. (rin/pro)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post