GAZA – Konflik antara Israel dan Palestina kembali mencuat Senin kemarin (25/3). Serangan yang dimulai dari kelompok militan Hamas di Gaza itu berlanjut hingga malam kemarin. Pemerintah Israel mengancam akan melanjutkan serangan itu meski pemerintah Hamas mengaku bahwa Mesir sudah menengahi keputusan gencatan senjata.
Perseteruan tersebut dimulai pukul 5.15 waktu lokal. Sebuah roket diklaim ditembakkan dari Gaza selatan menghancurkan rumah di ibu kota Israel, Tel Aviv. Menurut AFP, serangan tersebut melukai tujuh orang, termasuk tiga anak.
”Kami akan memberikan respon terkuat yang pernah ada. Hamas harus tahu bahwa kita tak akan ragu untuk melakukan apa yang diperlukan,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Respon Israel sangat keras karena Tel Aviv jarang terseret dalam konflik Israel-Palestina. Jarak antar kedua wilayah mencapai 12 kilometer. Serangan tersebut dipercayai menjadi pelontaran roket dengan jarak terpanjang dari sisi Palestina.
Karena itu, militer Israel pun langsung membalas dengan mengerahkan serangan udara. Mereka menargetkan 15 titik, termasuk kantor dari Kepala Hamas Ismail Haniya. Israel menuding bahwa kantor Haniya merupakan markas intelijen rahasia.
Rentetan misil tersebut ikut meruntuhkan rumah warga Gaza. Beruntung, pemerintah Palestina hanya melaporkan bahwa tujuh orang terluka akibat serangan tersebut. Sebagian besar warga yang terdampak sudah diberitahu lebih dulu.
”Kami sedang duduk di rumah saat ada telepon yang menyuruh kami segera keluar rumah. Saya langsung memberitahu tetangga dan setengah jam kemudian rumah kami dibom,” ujar Raed al-Qahtawi.
Sepanjang malam, kedua kubu saling balas serangan udara. Pemerintah Israel mengaku bahwa mortir dan roket yang ditembakkan dari Gaza pada larut malam mencapai 30. Ditambah lagi dengan 30 roket yang diluncurkan sebelum tengah malam. Sedangkan, sumber keamanan di Gaza mengatakan bahwa total misil yang diluncurkan Israel mencapai sekitar 80.
Sebenarnya, Otoritas Hamas menolak tuduhan dari Israel. Menurut mereka, Palestina tak punya niat untuk menyerang Tel Aviv. Menurut salah satu petinggi, toket itu hanyalah kesalahan yang disebabkan malfungsi setelah badai melanda wilayah mereka. Hamas pun mengatakan sudah menerima tawaran pemerintah Mesir untuk segera melakukan gencatan senjata.
”Kami berkomitmen untuk menenangkan situasi jika Israel ikut bersikap tenang,” begitu pernyataan resmi dari Hamas menurut Al Jazeera.
Di sisi lain, Israel masih belum memastikan apakah upaya Mesir sebagai mediator berhasil. Netanyahu yang harus memperpendek kunjungannya di AS masih mengeluarkan komentar pedas. ”Kami bersiap untuk melakukan lebih. Kami siap membela negara dan rakyat Israel,” ujar Netanyahu.
Menurut pakar, komentar itu dilontarkan agar dia tak kehilangan dukungan. 9 April nanti, dia harus bertarung dengan oposisi dalam pemilu nasional. Jonathan Rynhold, pakar politik di Begin-Sadat Center for Strategic Studies, menegaskan bahwa rakyat selalu ingin respon yang tegas terhadap ancaman Palestina.
”Semakin lama dia diam, maka serangan dari kompetitor politik bakal semakin kencang. Karena itu, dia harus bersikap keras,” ujarnya. (bil/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: