SANGATTA – Jalan Provinsi Sangatta-Sangkulirang terus mendapatkan sorotan dari masyarakat Kutim. Pasalnya, banyak dijumpai kondisi jalan yang rusak parah seperti halnya longsor. Dari data sementara saja, terdapat 48 titik longsor parah di areal tersebut. Akibatnya, tak sedikit warga yang menjadi korban.
“Karena buruknya jalan, banyak masyarakat yang menjadi korban. Mulai dari terjatuh menghantam lubang, terperosok kejurang, hingga tabrakan karena sempitnya jalan. Tak kalah penting gara-gara longsor waktu habis tersita di jalan,” ujar Mustakim, salah seorang warga Bengalon.
Pemandangan buruk demikian ini sudah terjadi bertahun-tahun. Meskipun pernah diperbaiki akan tetapi tak berumur panjang. Mustakim menduga, kontraktor lebih mengutamakan keuntungan ketimbang kualitas. “Kan besar sekali sumbangsih Kutim. Tetapi hanya memperbaiki jalan saja tak kunjung tuntas. Terlebih jalan ini bukan hanya untuk warga Kutim saja, akan tetapi semua melintasinya. Saya juga usul, kalau diperbaiki harus diawasi terus. Kalau tidak pasti asal-asalan saja. Akhirnya baru di perbaiki rusak lagi,” katanya.
Kepala UPTD Infrastruktur Pemukiman dan Tata Ruang Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim, Ramang, mengaku jika anggaran APBN untuk paket pengerjaan pemeliharaan dan rekontruksi jalan nasional dari Sangatta, Simpang Perdau, Muara Lembak, Pelabuhan Ronggang, Sangkuliran, dan akses Maloy sebesar Rp 65,5 Miliar pada tahun 2017 ini. Anggaran ini lebih besar dibandingkan dengan tambal sulam diwilayah Bontang, Kutim, dan Berau dijatah sebesar Rp 3,2 miliar. Tahun ini lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yakni Rp 11 Miliar.
Dengan anggaran yang terbilang minim, maka jalan dengan panjang 134,75 Kilo Meter tersebut belum dapat dikerjakan sepenuhnya pada tahun ini. Khusus Sangatta hingga Maloy hanya dijatah 18,62 Kilo Meter. Baik dengan perbaikin pengaspalan ataupun dengan rigit. Sedangkan jalan yang longsor, dari 48 titik hanya tiga lokasi yang mendapatkan jatah perbaikan. “Hanya dapat dikerjakan 3 titik saja. Sedangkan sisanya diperkirakan pada tahun 2019 mendatang baru dapat dikerjakan setelah anggaran normal,” jelasnya.
Untuk mengatasi defisit ini, maka pihaknya berencana menggandeng pihak ketiga dalam hal ini perusahaan setempat. Dengan begitu permasalahan dapat diminimalisir. “Agar jalan tetap baik di era divisit seperti ini, perlu menggandeng perusahaan di sekitar wilayah kerusakan jalan untuk membantu memperbaiki. Seperti yang dilakukan oleh Berau Coal di titik Sambaliung hingga Tali Sayan,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kutim, Ismunandar, mengaku pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada provinsi. “Terkait akan melibatkan pihak ke tiga dalam pengerjaan jalan kami menyerahkan sepenuhnya pada Gubernur Kaltim. Karena kewenangan pertambangan telah dilimpahkan ke provinsi. “katanya singkat.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU Kutim Aswandini Eka Tirta, menyentil Pemprov. Sentilan tersebut dilayangkan lantaran tak kunjung membenahi jalan di areal Kutim. Banyaknya keluhan dari masyarakat pembuat Pemkab Kutim mengambil alih pengerjaannya meskipun bukan merupakan kewenangan Kutim. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post