Permasalahan jalan rusak di jalur poros Sangatta-Rantau Pulung, tepatnya di Kilometer 15 memang, sangat meresahkan. Kondisinya makin parah lantaran sejak akhir tahun lalu hingga sekarang terus diguyur hujan.
bontangpost.id – Antrean panjang kendaraan tidak dapat dihindarkan saat melintas di Km 15 jalur Sangatta-Rantau Pulung. Apalagi kendaraan berbobot besar, seperti truk yang sedang memuat kayu, terpaksa harus menurunkan muatannya agar bebannya lebih ringan. Itu pun di kedua arah jalan kendaraan yang mengantre sudah mengular.
Tidak hanya titik tersebut, di kilometer 23 juga terdapat tanjakan dengan permukaan jalan yang cukup berbahaya jika dilintasi setelah hujan. Padahal belum genap dua bulan diberikan penanganan, kini kondisinya justru semakin parah.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman pun menggelar pertemuan dengan pihak terkait. Di antaranya DPRD Kutim, PT KPC hingga pejabat teknis di lingkungan organisasi perangkat daerah (OPD). Dia menegaskan, telah menginstruksikan dinas terkait untuk menanganinya.
“Poros itu (Kilometer 15, Sangatta-Rantau Pulung), menjadi tanggung jawab PT KPC di bawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum (DPU),” katanya.
Dia memastikan, pemkab tetap sigap dan responsif untuk menyelesaikan perbaikan infrastruktur jalan. Terutama di poros tersebut yang kondisinya semakin rusak. “Kami telah sepakat untuk menyelesaikan jalan itu, agar bisa dilintasi kembali,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan menyambut niat baik itu. Mengingat, kerusakan jalan poros itu sudah dikeluhkan masyarakat. Sebab kondisinya memang semakin memprihatinkan. Sudah sewajarnya pihak perusahaan yang beroperasi di sekitar jalan tersebut untuk memberikan penanganan.
“Masyarakat menanyakan, kenapa perbaikan jalan itu tidak menggunakan dana APBD. Nah dijelaskan, karena jalan itu merupakan hasil kesepakatan PT KPC kepada pemerintah untuk memperbaiki dan merawatnya. Jadi tidak dikucurkan dana APBD untuk jalan itu,” singkatnya.
Adapun Ketua DPRD Kutim Joni mengatakan, penanganan memang harus secepatnya dilakukan. Apalagi poros itu merupakan rute utama bagi warga Rantau Pulung yang ingin ke Sangatta. Tidak hanya warga Rantau Pulung, kecamatan lainnya seperti Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat, hingga Busang kebanyakan melintasi poros tersebut.
“Kalau harus memutar lewat Kilometer 106 jaraknya menjadi dua kali lipat. Kan harus lewat simpang Perdau. Kasihan warga berat diongkos dan waktu tempuh juga lebih lama,” ujarnya.
Apalagi distribusi barang juga sempat terkendala dengan kondisi jalan tersebut. Sehingga dapat memengaruhi perekonomian di Rantau Pulung. Sedangkan dirinya sebagai warga asli Rantau Pulung, merasakan langsung kerusakan jalan itu ketika pulang ke kampung halamannya setiap akhir pekan.
“Memang sudah seharusnya diperbaiki. Jangan dibiarkan terus, kondisinya akan semakin parah,” tutupnya. (dq/ind)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post