bontangpost.id – Kebocoran jaringan gas (jargas) terjadi di salah satu rumah warga yang berlokasi di area Tanjung Laut Indah. Ia mengeluhkan hal tersebut melalui laman media sosial miliknya pada Kamis (2/3/2023) lalu.
Kronologi dimulai saat pemiliki akun, Lin, dan keluarga pergi ke luar kota pada Mei 2022. Juni, ia membayar beban bulanan yang tertera padahal ia merasa tidak ada pemakaian. Sejak itu Lin masih rutin membayar meski dengan perasaan mengganjal.
Kemudian kebocoran terjadi pada Oktober yang menyebabkan terciumnya bau gas di dalam rumah. Dari pihak Bontang Migas Energi (BME) menyarankan untuk menutup valve meteran. Pada November ia membuat laporan pengaduan, tetapi baru diperbaiki 2 minggu kemudian.
Rumah yang sudah lama ditinggal itu beban gasnya selalu dibayar oleh Lin selaku anak dari pemilik rumah.
“Termasuk biaya perbaikan November, saya juga sudah bayar” ujarnya.
Puncaknya saat Lin akan melakukan pembayaran pada Januari 2023. Ia mendapati beban biaya lebih dari Rp 1 juta. Hal ini membuatnya bingung sekaligus kesal, karena sambungan gas sudah diperbaiki November lalu.
“Selama ini saya bayar beban pemakaian memang tertulis ada pemakaian, meskipun kami enggak pernah pakai. Tapi waktu Januari mau bayar kok sudah Rp 1,7 juta. Itu yang buat saya kaget. Katanya (pihak BME) beban biaya kebocoran baru terbaca pada Januari,” ujarnya kesal.
Pada Maret ini petugas kembali melakukan pengecekan kebocoran gas atas laporan dari Lin. Ia berharap petugas dapat bertindak cepat untuk memberikan penyelesaian atas masalah yang ia alami.
Saat dikonfirmasi, Senin (6/3/2023), pihak PT BME mengatakan meski kebocoran berskala kecil, petugas pasti langsung turun melakukan pengecekan. Tidak sampai berbulan-bulan, bahkan paling lambat sepekan. Sebab, kebocoran sekecil apapun akan ditindaklanjuti.
“Kebocoran itu bisa terjadi karena banyak faktor. Jadi kalau ada kebocoran, untuk penanganan awal kami sampaikan untuk matikan valve meteran. Setelah itu baru kami turun untuk periksa dari mana kebocorannya. Biasanya berasal dari selang yang sudah harus diganti,” ucap petugas BME Eka.
Terkait pengaduan ini, pihak BME membenarkan adanya laporan tersebut. Pengaduan yang dibuat pada Maret ini pun sudah dimasukkan dalam laporan yang baru.
Mengenai beban biaya, Eka menyampaikan ada biaya minimal yang dibayarkan meski gas tidak digunakan. Selain itu pembayaran juga bisa diangsur secara berkala.
“Selain edukasi tentang meteran yang harus dirawat, kami juga biasanya mengarahkan kalau ada kebocoran agar segera menutup valve dengan rapat. Maka jalur gas melalui selang ke rumah sudah pasti tertutup. Lalu segera laporkan kebocoran itu. Untuk biaya, kalau ada kebocoran sebelum meteran yang dipasang, masih tanggung jawab petugas. Tetapi kalau ada kebocoran setelah meteran (sambungan yang menuju rumah), biaya dibebankan pada pelanggan. Biasanya akan kami cek ulang. Apa karena masalah teknis atau kesalahan petugas,” sambungnya.
Ia juga menuturkan adanya pembengkakan biaya pada bulan berikutnya disebabkan sisa-sisa kebocoran.
“Tapi untuk lebih lengkapnya, kami juga harus cek sistem,” ujarnya.
Eka juga sangat menyayangkan jika beban biaya tinggi karena kebocoran. Sebab, dari pencatatan yang dilakukan petugas sudah sesuai. (Jelita Nur Khasanah)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post