bontangpost.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang memunculkan opsi skema yang digunakan saat mulainya pembelajaran tatap muka (PTM) pada 11 januari mendatang. Berupa siswa masuk diatur jadwalnya. Meski seluruh jenjang akan mendapatkan porsi secara bergilir per pekannya. Baik di tingkat SD maupun SMP.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang Saparuddin mengatakan, koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 akan berlangsung Selasa (15/12) mendatang. Walaupun tidak menjelaskan secara rinci pokok pembahasan, namun seluruh masukan dari tim akan ditampung.
“Kami akan membahas itu untuk mendapatkan pertimbangan terbaik selama PTM berlangsung,” kata Saparuddin.
Salah satunya terkait kawasan lingkungan padat sekolah. Supaya tidak terjadi kerumunan baik hendak jam masuk, pergantian sif, maupun pulang. Disebutkan dia, satu titik yang masuk kategori itu ialah kawasan Bontang Kuala. Mengingat terdapat SMP 1 Bontang yang berdekatan dengan MTs, SLB Negeri, MAN, dan SD 001 Bontang Utara.
Sebab, potensi kerumunan tidak hanya menyasar kepada pelajar. Melainkan guru dan orangtua saat menjemput. Karena itu diperlukan pengaturan supaya tidak melanggar protokol kesehatan. “Nanti di pertemuan itu berkembang semua untuk area lainnya,” ucapnya.
Rencananya pertemuan itu akan dihadiri dari Dinas Kesehatan, Dishub, Satpol PP, Ikatan Dokter Anak, dan P2TP2. Semua harus didengarkan pendapat mereka untuk menentukan skema terbaik. Diketahui Kota Taman memiliki 56 SD, 27 SMP, 6 SLB, 5 MTs, dan 4 MI.
Sebelumnya, sekolah disarankan melakukan simulasi sebelum penyelenggaraan KBM tatap muka. Sifatnya tidak wajib tetapi alangkah baik itu dijalankan. Sehingga tidak ada penambahan klaster baru paparan Covid-19 saat KBM tatap muka dimulai kembali pada masa transisi ini.
“Kalau wajib berarti kan harus konteksnya. Ini anjuran sebaiknya dilakukan,” ucapnya.
Simulasi ini berkenaan dengan akses pelajar masuk hingga keluar dari bangunan sekolah. Termasuk ketersediaan sarana penunjang protokol kesehatan. Mulai dari tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, pengaturan akses masuk yang tidak berpotensi adanya kerumunan, jumlah toilet, jumlah masker yang dipersiapkan, serta pengaturan ruang kelas.
Meski, ia menyebut seluruhnya itu telah diisi oleh sekolah pada formulir data pokok pendidikan (Dapodik). Akan tetapi simulasi ini dipandang perlu untuk bahan cek realisasi dari isian yang telah dicatat sekolah. Simulasi ini berbentuk video yang akan dikirimkan ke Disdikbud. (*/ak/rdh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post