PULUHAN sopir truk mendatangi Kantor Wali Kota Bontang, Jalan M Roem, Rabu (6/2/2019) pagi. Kedatangan mereka untuk berunjuk rasa terkait proyek pembangunan pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan minyak goreng di Bontang Lestari. Para sopir truk menuding pihak perusahaan tidak memberdayakan tenaga lokal dalam penimbunan tanah di lahan pembangunan pabrik.
Kedatangan para sopir truk ini membawa serta truk-truk mereka. Alhasil, tepian jalan di depan kantor wali kota pun penuh dengan beragam truk yang diparkir. Didampingi aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), para sopir ini melakukan orasi dengan pengawalan ketat kepolisian dan Satpol PP.
Massa kemudian diterima Pemkot Bontang untuk dilakukan rapat mediasi dengan pihak perusahaan dan kontraktor sekira pukul 14.00 Wita. Rapat mediasi ini difasilitasi Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang, Agus Amir. Dengan mengumpulkan pimpinan instansi-instansi terkait.
Ical selaku koordinator sopir truk menyebut, alih-alih menggunakan tenaga lokal Bontang, pihak perusahaan dan kontraktor malah mendatangkan truk 10 roda dari Samarinda. Sehingga, pihaknya menuntut perusahaan memulangkan truk-truk tersebut ke Samarinda lantaran dianggap menghilangkan peluang keterlibatan sopir Bontang.
Selain itu, tuntutan kedua para sopir yaitu pemberian harga untuk jasa sopir yang masuk akal. Pihaknya menilai harga yang ditetapkan perusahaan dianggap di bawah standar. Padahal pabrik yang akan dibangun bukanlah pabrik kecil.
“Kalau menetapkan harga pakai logika. Sangat mustahil kalau harganya di bawah harga kampung. Padahal ini kan skalanya perusahaan. Jadi seolah-olah kami tidak mau bekerja (karena masalah harga). Itu bisa dianggap cara untuk menolak kami secara halus,” terang Ical.
Dalam hal harga, Ical menyebut pihaknya tidak menuntut tinggi. Melainkan realistis dengan melihat kondisi Bontang. Karena itu dia meminta dinas perhubungan meninjau harga jasa sopir truk yang dianggap tidak logis tersebut. Lantaran harga yang ditawarkan perusahaan hanya Rp 52 ribu setiap pengangkutan. Padahal idealnya antara Rp 100 ribu-Rp 120 ribu dengan jarak tempuh 8 kilometer. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post