bontangpost.id – Kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun ini mencapai 58 kasus. Terhitung Januari dan Februari. Oleh sebab itu, Wali Kota Bontang Basri Rase meminta kepada masyarakat untuk memerhatikan kondisi rumah dan lingkungan sekitar.
“Bentuknya dengan melakukan kegiatan bersih lingkungan rutin dan menerapkan langkah pemberantasan sarang nyamuk atau PSN,” kata Basri.
Pasalnya, saat ini Bontang kerap diguyur hujan tiap harinya. Jika tidak waspada, media yang bisa menampung air, bisa menjadi sarang nyamuk untuk berkembang biak. Dampaknya ialah banyak kasus DBD ke depannya.
Menurutnya, langkah fogging bukan merupakan solusi dalam memberantas nyamuk. Mengingat opsi itu hanya menyasar nyamuk kategori dewasa. “Sementara, jentik dan telur nyamuk itu tidak bisa terbunuh melalui fogging,” ucapnya.
Ia meminta kepada warga untuk menguras dan menyikat bak mandi minimal sekali sepekan. Kemudian, membuang air penampung dispenser dan mengganti air minum hewan peliharaan setiap hari. Tempat penampungan air juga wajib ditutup. Selain itu, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air. Meliputi botol plastik, kaleng, ban bekas.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan itu secara serentak dapat mengurangi penyebaran nyamuk Aedes aegypti,” tutur dia.
Jika ada masyarakat yang terkena DBD untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Pemkot pun telah menyiapkan anggaran untuk penanganan DBD. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kasus terbanyak menyasar Kelurahan Gunung Telihan dan Loktuan. Masing-masing 11 kasus. Disusul Bontang Baru dengan tujuh kasus.
Mengacu pola perkembangan lima tahun belakangan, kasus DBD memang tinggi di awal tahun. Meski demikian, angka kasus dua bulan ini belum menyentuh pola maksimal seperti pada 2019 silam. Akan tetapi, warga diminta untuk tidak abai dalam memerhatikan kondisi lingkungan. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: