BONTANGPOST.ID, Bontang – Anggota DPRD Bontang Muhammad Sahib menilai kinerja Pemkot Bontang belum maksimal dalam penanganan kasus stunting. Tren kasus stunting yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir menjadi alasannya.
Diketahui, kondisi stunting di Bontang kian memburuk. Setelah sempat turun menjadi 18 persen pada Juli lalu. Tingkat prevalensi stunting justru kembali meningkat menjadi 20,6 persen per Agustus lalu. Sesuai data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Olehnya, Sahib meminta agar penanganan stunting dievaluasi menyeluruh. Menurutnya, penanganan saat ini keliru, sehingga kasus kian meningkat. Ia menyebut, pemkot perlu mengatasi persoalan ini mulai dari akar rumput.
Sahib menjelaskan, masalah utama dari stunting tinggi di pesisir karena faktor kemiskinan. Seharusnya program pemerintah lebih menyasar ke masalah ini.
“Ini sudah salah urus, kalau persoalan stunting harusnya diselesaikan dari akarnya yakni kemiskinan,” ungkap Sahib, Jumat (4/10/2024).
Ia mengusulkan agar pemerintah memberi subsidi makanan bergizi kepada anak-anak balita serta para ibu hamil secara merata.
Dari data milik Dinas Kesehatan Bontang jumlah sasaran balita untuk pengentasan stunting sebanyak 16 ribu orang. Apabila pemerintah menyalurkan subsidi tiap bulan sebesar Rp500 ribu ke masing-masing anak, maka anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp96 miliar dalam setahun.
Dana tersebut dikatakannya, hanya sekitar 30 persen saja dari total alokasi dana untuk urusan kesehatan per tahunnya Rp330 miliar.
“Selama ini anggaran kita melimpah Rp3,3 triliun. Kesehatan 10 persen atau Rp330 miliar. Kota kaya tapi kok masyarakatnya stunting, ini kan ironis,” tegas politikus NasDem ini. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post