Oleh:
Apriliannur, S.IP, P.Ma
Sekretaris Pimpinan Daerah 223 Tapak Suci Putera Muhammadiyah-Kab Kutai Timur
Manusia yang Allah ciptakan sungguhlah sangat sempurna dibandingkan dengan mahluk-makhluk lain yang diciptakan-Nya. Namun kebanyakan dari manusia itu sendiri enggan untuk berfikir dan mensyukuri apa yang ada di dalam dirinya. Firman Allah, “Tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku. ”
Namun dalam implementasinya atau dalam prakteknya mereka enggan untuk berpikir. Mereka berpikir bahwa hidup itu hanya sekali, tidak ada kehidupan yang dari kehidupan saat ini, sehingga mereka enggan untuk beribadah dengan sebaik-baiknya untuk melanjutkan kehidupan yang kekal setelah ini.
Saudara-saudara kita lebih baik befoya-foya, minum-minum, mabuk-mabukan dan kesenangan lainnya sehingga lupa dengan yang namanya ketaatan dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dekadensi moral dikalangan anak-anak muda sudah semakin jauh dari kehidupan yang namanya ibadah kepada Allah, sehingga tidak jarang kita mendengar adanya, moral yang tidak bertanggung jawab dikalangan manusia.
Mahluk Allah yang jahat sekalipun enggan untuk memakan anaknya sendiri, tetapi manusia, dengan gampang dan enaknya membunuh diantara mereka dengan tanpa hati membantai dari kalangan mereka sendiri, padahal ini merupakan larangan keras yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mulia disisi Allah ialah yang bertaqwa.”
Tapi kenyataannya karena kurangnya ilmu agama yang didapat, maka hidupnya pun tidak punya tujuan, bahkan cenderung melakukan kerusakan di buminya Allah.
Padahal Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat baik sekali, namun karena kurang adanya rasa syukur tadi, maka kehidupan di dunia disia-siakannya hanya untuk mencari kesenangan sesaat, sehingga mengabaikan kehidupan yang abadi, yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT.
Memang untuk saat ini kita belum dapat merasakan langsung kehidupan akhir yang kita tuju, apalah arti kehidupan dunia ini kalo kita mau berpikir, banyak kebohongan, kesenangan hanya kesenangan yang semu kesenangan yang sementara, kesenangan yang sesaat, toh akhirnya juga semua akan kembali kepada Allah, jasad yang dipinjamkannya ini juga akan diambil juga oleh Allah, segala sesuatu milik Allah maka akan kembali juga kepada Allah, hanya amal ibadah dan kebaikan-kebaikan kitalah yang akan menemani kita nantinya.
Sesungguhnya sangat tepatlah puasa Ramadan ini, sekiranya betul-betul kita jalankan pada koridor yang benar dan tepat, apa yang diperintahkanNya kita jalankan dan apa-apa yang menjadi laranganNya kita tinggalkan, yang kemudian kita implementasikan atau kita praktikkan lagi di sebelas bulan berikutnya tanpa melanggar ketetapan Allah dan RasulNya, maka Insya Allah predikat atau sertifikat takwa itu kita dapatkan.
Nilai inilah nantinya yang akan menghantarkan kita kepada tujuan akhir kita yaitu “SURGA” Nya Allah yang nyata benar bahwa kita kekal abadi di dalamnya. Wallahu’alam Bish Shawab. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: