bontangpost.id – Antrean kendaraan bermuatan berat untuk membeli solar bersubsidi di seluruh SPBU Kota Taman menjadi masalah yang harus diurai. Sebab itu, Ketua DPRD Andi Faizal Sofyan Hasdam meminta Pemkot Bontang untuk mengajukan tambahan kuota ke BPH Migas.
Langkah ini perlu karena tahun ini suplai mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Jika tidak segera diatasi maka antrean bisa terus-menerus terjadi.
“Pemkot harus bersurat ke BPH Migas untuk mengurangi potensi antrean. Saya lihat Pemkot Balikpapan sudah melakukan langkah itu. Harus ditiru,” kata Andi Faiz.
Politikus Partai Golkar ini menilai pemkot tidak boleh diam dengan kondisi yang ada. Pasalnya antrean ini telah dikeluhkan warga. Baik bagi pengendara lain yang terganggu akibat badan jalan dipakai sebagian untuk mengantre. Di tambah beberapa pemilik usaha yang berada di sekitar SPBU harus terhalang pintugerainya karena kondisi ini. Ia membandingkan tahun lalu dengan jumlah kuota lebih banyak, masih ada antrean.
“Harus segera direspon pemkot. Di akhir tahun lalu sudah ada antrean walau kuotanya lebih banyak, apalagi saat ini diturunkan,” ucapnya.
Pengajuan itu tentunya bis amenjadi perhatian dari BPH Migas. Meski mereka sudah memiliki data jumlah kendaraan di Bontang. Tetapi data itu bisa berubah, karena kendaraan yang mengisi sekarang juga berasal dari angkutan luar Kota Taman.
Tak hanya itu, Andi Faiz juga mendesak Dinas Perhubungan dan aparat terkait untuk melakukan pengawasan. Sebab tidak menutup kemungkinan ada permainan skema pembelian yang terjadi. Petugas wajib turun lapangan untuk menegur kendaraan bila melanggar kesepakatan yang telah dikeluarkan sebelumnya. Berupa kendaraan tidak boleh ditinggal di badan jalan atau parkir di trotoar.
“Dishub perlu siagakan petugas. Kalau ada truk yang ditinggal atau antre sebelum pengisian datang supaya diminta pergi terlebih dahulu. Harus sesuai kesepakatan, supaya berjalan baik,” sebutnya.
Diketahui tahun ini hanya mendapat jatah solar bersubsidi sejumlah 15.933 kiloliter. Angka ini merosot dibandingkan 2021 yakni 16.108 kiloliter.Artinya turun 175 kiloliter. Dari empat SPBU di Bontang yang melayani penjualan solar bersubsidi memiliki intensitas pengiriman berbeda. SPBUTanjung Laut dan Kilometer Tiga disuplai tiap hari. Sementara SPBU Kopkar PKT mendapat jatah enam kali pengiriman. Paling sedikit ialah SPBU Akawi yakni tiga kali dalam sepekan.
Diberitakan sebelumnya, kesepakatan mengenai waktu mulainya antrean solar bersubsidi tak berjalan mulus. Sebab kendaraan bermuatan berat sudah berjejer di Jalan Jenderal Soedirman untuk mengantre di SPBU Tanjung Laut. Berdasarkan pantauan Kaltim Post (induk bontangpost.id) pada pukul 09.01 Wita panjang antrean sudah mencapai depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bontang.
Berdasarkan pengukuran melalui google maps jarak SPBU ke titik tersebut mencapai 370 meter. Memang tidak seluruh badan jalan ditutup oleh kendaraan. Utamanya di depan lokasi usaha milik warga diberikan rongga kosong. Hasil hitungan ada sekira delapan kendaraan truk yang terparkir. Keseluruhannya tanpa sopir di dalam kendaraan.
Menanggapi itu, Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina heran dengan keputusan yang telah disepakati saat rapat kerja sebelumnya. Ia meminta kepada sopir truk untuk mengantre sesuai dengan waktu mendekati dilayaninya penjualan solar bersubsidiyakni 14.00 Wita. “Kami tidak melarang mengantre tetapi patuhi waktu yang ada,” pungkas Amir. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post