Assalamu alaikum wr. wb.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Istilah khilafah untuk sebagian kaum muslimin masih sangat asing, bahkan ketika menyebut istilahnya terkadang masih sering keliru dengan istilah khilafiyah, dua istilah yang sangat berbeda makna. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam, sedang khilafiyah adalah perbedaan.
Awamnya masyarakat terhadap istilah khilafah ini sangat beralasan, sebab realitas khilafah saat ini sudah tidak ada lagi, sehingga yang paling memahami masalah ini adalah mereka yang mengusung dakwah penegakkan kembali khilafah. Namun begitu bagi para kyai, ustadz dan mubalik, tentunya tidak asing lagi, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang setiap hari bergelut dengan literasi islam.
Khilafah telah sembilan puluh tiga tahun telah berlalu sejak kaum kafir imperialis menghancurkan daulah al-Khilafah di Istanbul melalui tangan agen Inggris Musthafa Kamal pada 28 Rajab 1342 H atau 24 Maret 1924 M.
Sejak itu kaum Muslimin hidup tanpa imam yang menghimpun mereka di bawah panji islam, tanpa pemelihara untuk urusan-urusan kaum muslimin, tanpa penjaga kekayaan umat islam, tanpa pembela untuk kehormatan umat islam, tanpa pelindung tempat-tempat suci mereka dan tanpa ada yang menghukum orang yang lancang terhadap kehormatan yang mulia Muhammad saw. Dengan lenyapnya al-Khilafah, kosonglah jabatan imam yang kita berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung dari serangan kaum kafir.
“Sesungguhnya imam itu laksana perisai, orang berperang di belakangnya dan belindung kepadanya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Secara syar’i kaum Muslimin tidak boleh kosong lebih dari tiga malam tanpa adanya Khalifah yang satu untuk kaum Muslimin seluruhnya. Rasulullah saw bersabda:
“Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan niscaya akan menjumpai Allah pada Hari Kiamat kelak tanpa memiliki hujjah dan siapa saja yang mati dan di pundaknya tidak ada baiat maka ia mati dengan kematian jahiliyah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Umar)
Juga bentuk sistem pemerintahan tidak boleh kecuali al-Khilafah. Rasulullah saw bersabda:
“Dahulu Bani Israel diurusi oleh para nabi, dan setiap kali seorang nabi wafat digantikan oleh nabi yang lain, dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku dan akan ada khalifah dan mereka banyak.” Mereka (para sahabat) berkata: “lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau bersabda: “penuhilah baiat yang pertama lalu yang pertama.” (HR al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Jadi orang yang memelihara kaum Muslimin setelah kenabian Muhammad saw adalah para khalifah. Demikian juga ditetapkan dari ijmak sahabat ridhwanullah ‘alayhim pasca wafatnya Nabi saw wajibnya pengangkatan khalifah. Karena itu sistem pemerintahan itu tidak boleh berupa sistem demokrasi, republik atau federasi, atau imperium atau kerajaan, akan tetapi sistem pemerintahan Islam adalah al-Khilafah.
Sesungguhnya al-Khilafah merupakan janji dari Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah saw. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS an-Nur [24]: 55)
Rasulullah saw bersabda:
“Kenabian ada di tengah-tengah kalian, atas kehendak Allah akan tetap ada, kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya.
Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim, dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator, dan akan terus ada sesuai kehendak Allah, kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian beliau diam.” (Musnad Imam Ahmad)
Rasulullah saw mengakhiri hadits beliau dengan kabar gembira untuk umat yaitu kembalinya al-Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian untuk kedua kalinya setelah pemerintahan diktator.
Sekarang, kita melihat sinyal-sinyal kembalinya khilafah, panji-panji rasulullah telah banyak tersebar di berbagai daerah diseluruh negeri, dan hadirnya kelompok-kelompok pengusung kembalinya khilafah di tengah-tengah masyarakat. menunjukkan janji Allah akan segera terwujud di muka Bumi. Khilafah yang mengikuti jejak kenabian akan segera kembali.
Maka segeralah wahai kaum Muslimin untuk menyambut seruan mereka dan melenyapkan kezaliman-kezaliman sistem kufur yang saat ini mengepung umat islam. Sehingga kita bernaung di dunia dengan panji Rasulullah saw, dan di akhirat kita bisa bernaung dengan naungan-Nya SWT pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan-Nya. Dan kita atas kehendak Allah akan bersama orang-orang yang Allah katakan tentang mereka:
“di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (TQS al-Qamar [54]: 55)
Sesungguhnya jalan selamat umat ini tidak lain adalah dengan cara menolong Islam dan berjuang bersama para pejuang untuk menegakkan khilafah. Allah. Allah SWT berfirman:
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS al-Hadid [57]: 10)
Allah SWT juga berfirman:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS an-Nur [24]: 51)
Wasalam alaikum wr wb.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: