Bagus Prabowo (36) bertekad melanjutkan karier kepelatihannya di tim sepak bola profesional. Ini pun dilakukannya dengan meningkatkan status kepelatihannya dari lisensi D nasional menjadi C AFC saat ini.
Veri Sakal, Bontang
Berbekal lulusan D3 Akuntansi Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Bagus memutuskan datang ke Bontang untuk mencari pekerjaan. Tidak lama tinggal di kota ini, akhirnya ia pun mendapat pekerjaan menjadi seorang kuli bangunan. Namun kerasanya pekerjaan tersebut hanya dijalani selama dua bulan. Pasalnya usai dari situ, ia langsung diterima bekerja di Masjid Baiturahman.
“Waktu bekerja di masjid (Baiturrahman) saya menjadi tim survei untuk mencari warga yang layak untuk menerima bantuan ,” jelasnya, Jumat (14/4) kemarin.
Pekerjaan tim survei tersebut hanya ditekuni selama sebulan. Ini karena Bagus diterima di salah satu anak perusahaan Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi kepala bagian keuangan. Jabatan ini pun hanya dilakoninya selama dua tahun, yakni 2003-2005 dikarenakan dia berhasil lolos menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). “Di saat tes CPNS Pemkot Bontang waktu itu saya lakukan dengan cara mencuri-curi waktu,” kenangnya.
Di tengah kesibukan Bagus menjadi PNS, dia pun tak meninggalkan hobinya bermain sepak bola. Bahkan saking cintanya, di tengah keputusannya tidak ingin aktif lagi bermain sepak bola dengan bertambahnya usia, Ia pun tetap ingin bergelut dengan olahraga tersebut. Namun hanya ingin menjadi pelatih. Keputusannya itu diambil karena ketertarikannya pada potensi pemain muda di Bontang kala itu.
“Ternyata keinginan saya waktu itu seiring dengan program Askot PSSI (Asoasiasi Kota Persatuan Sepakbola Indonesia, Red.) Bontang yang menggelar pengadaan lisensi D nasional dengan biaya sebesar Rp 3 juta,” jelasnya.
Usai memiliki lisensi, Bagus pun mencoba melamar melatih di Akademi Sepak Bola (ASB) Pelangi meski sudah bekerja. Ternyata ia pun diterima manajemen di akademi itu. Tidak lama melatih, ia sukses membawa ASB Pelangi di bawah usia 12 tahun (U-12) menjadi juara satu Piala Danone Regional Kaltim di Banjarmasin. Tentunya ia sangat berbangga, karena hasil yang dicapai itu merupakan prestasi yang pertama kalinya diraih sebagai seorang pelatih.
Berhasil membawa usia dini, Bagus pun mencoba mencari tantangan baru dengan mencoba melatih tim senior. Keinginnya tersebut bertepatan pula dengan tempat ia bekerja, yakni di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Bontang yang saat ini berganti nama menjadi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah, dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang untuk membentuk tim sepak bola.
Begitu berhasil dibentuk, ia pun dipercaya memegang kursi kepelatihan tim yang bernama Indagkop FC tersebut. Dalam kepelatihannya, ia pun terbilang cukup sukses. Sejatinya baru pertama kali mengikuti turnamen Polres Cup dan Wali kota Cup, dia langsung berhasil membawa tim Indagkop menjadi runner up di dua turnamen berbeda tersebut.
“Meski spesialis juara dua, saya tetap bersyukur karena itu merupakan hasil kerja keras para pemain,” tuturnya.
Sebenarnya dalam dunia sepak bola ini, ia mempunyai keinginan besar melatih tim profesional. Namun keinginannya ini tentunya tidak mudah. Maka dari itu, ia pun secara perlahan-lahan mencobanya dengan meningkatkan status kepelatihan terlebih dulu. Hal ini pun dilakukannnya dengan mengambil lisensi C AFC di Sawangan, Depok selama sepuluh hari. Yang daftar tunggunya mencapai hingga ribuan pelatih di seluruh Indonesia, dengan biaya sebesar Rp 7,5 juta.
“Rencananya bila tidak sempat mengambil lisensi di Sawangan, saya berencana akan mengambilnya ke Malaysia dengan biaya sebesar Rp 17 juta,” paparnya.
Dengan lisensi yang dimilikinya saat ini, ia dipercaya melatih PS PU yang akan mengikuti Liga Nusantara (Linus) di tahun ini. Sejatinya bila berhasil membawa tim tersebut lolos, ia pun berkesempatan membawa tim ini masuk dalam liga II, yang artinya menjadi kesempatan baginya pula berkiprah di kompetisi kasta tertinggi kedua di Indonesia ini.
“Bila mendapat tawaran dari klub profesional di luar, saya siap melatihnya dan akan cuti di luar tanggungan negara tanpa digaji karena saya masih bekerja sebagai PNS,” pungkasnya. (bersambung)
Tentang Bagus
Nama: Bagus Prabowo SE
TTL: Surabaya, 17 Januari 1981
Orang tua: Alm Sutrisno-Esty Rahayu
Istri: Hasmiah SE
Anak Pertama: Hanif Muafa Rafifi Prabowo
Anak Kedua: Elvaretta Azka Maritza
Alamat: Jalan Anoa RR 14 RT 21 Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Utara.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post