BONTANG – Komisi III DPRD Bontang menggelar sidak di Pelabuhan Umum Loktuan, terkait kesiapan kapal dalam arus mudik Lebaran. Selain hal tersebut, Komisi III juga memantau kondisi jembatan dermaga yang dikeluhkan oleh masyarakat, karena terdapat tiga lubang akibat abrasi.
Ketua Komisi III DPRD Rustam menilai, bahwa terdapat kesalahan dalam pembuatan dermaga pelabuhan. “Ini perlu dipertanyakan dulu pembuatannya seperti apa, karena lubang bukan berada di sambungan antar jembatan tetapi di tengah-tengah jembatan. Saya tidak tahu apakah kekuatan jembatan ini bisa memuat 20-50 ton, atau karena ada pengeroposan material, sehingga muncul lubang,” tanyanya.
Kondisi lubang, sementara ditutup dengan plat baja ukuran 24 milimeter sebanyak tujuh buah. Plat baja ini merupakan bantuan dari PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI). PT KNI sendiri menggunakan pelabuhan umum Loktuan sebagai sarana bongkar muat Amonioum Nitrate. Pengunaan pelabuhan Loktuan oleh PT KNI dipertegas dengan adanya ikatan kontrak dengan PT Pelindo, sehingga tidak bisa menghalangi PT KNI terkait aktivitasnya di Pelabuhan.
General Manager PT Pelindo IV Herdin Hasyim menyebut, akan segera memperbaiki lubang tersebut. “Beberapa hari yang lalu sudah ada tim yang melakukan kajian dari PT Pelindo pusat. Setelah kajian maka kami akan segera eksekusi. Berkaitan dengan pendanaannya, sementara akan ditalangi oleh PT Pelindo terlebih dahulu, nantinya akan ada sharing dengan Pemkot Bontang,” tutur Herdin Hasyim.
Anggota Komisi III DPRD lainnya Suhut Harianto mempertanyakan mengenai jadwal aktivitas kapal baik bongkar muat barang maupun naik turunnya penumpang. “Skala prioritas adalah kapal penumpang, sehingga apabila kapal penumpang masuk, maka kapal barang wajib mengentikan segala aktivitasnya,” jawab Herdin Hasyim.
Peninjauan Komisi III DPRD di Pelabuhan Umum Loktuan bukan hanya pada jembatan dermaga saja. Fasilitas ruang tunggu penumpang juga tak luput dari tinjauan wakil rakyat tersebut. “Saya minta fasilitas penumpang seperti kipas angin maupun AC tetap dinyalakan,” tambah Rustam.
Sementara itu Kadishub Sukardi meminta kepada Komisi III DPRD, agar menanyakan kejelasan status warga yang bermukim di sekitar pelabuhan. Pasalnya, lahan tersebut nantinya akan digunakan untuk penimbunan hasil kerukan sekitar dermaga. “Pembebasan lahan sudah dilakukan tetapi sampai sekarang warga tidak mau pindah,” keluh Sukardi.
Sekardar informasi, arus mudik Lebaran melalui sarana transportasi laut dari pelabuhan Loktuan Bontang menyiapkan tiga kapal bagi para pemudik. Ketiga kapal tersebut KM Binaiya, KM Queen Soya, dan KM Alken Pelangi.
KM Binaiya akan melayani para pemudik pada tanggal 16 Juni dengan rute Bontang-Awerange-Makasar-Batu Licin-Surabaya-Dumai-Semarang. Rute pada saat arus mudik ini mengalami perubahan dari hari biasanya, semula dari Bontang-Awerange-Makasar-Bima-Labuhan Bajo-Benoa. Tiket dari Bontang ke Awerange seharga Rp 275.000.
Pelindo IV juga mengerahkan KM Queen Soya untuk melayani penumpang dengan rute Bontang – Parepare. Tiket KM Queen Soya dipatok Rp 415.000 melalui agen resmi. “Sebelum Idulfitri akan ada dua kali keberangkatan. Sengaja dimajukan mengenai keberangkatan kedua supaya penumpang sampai di tujuan sebelum Lebaran,” ungkap Kasi Sarana dan Prasarana Perhubungan Laut Bontang Welly Sakius.
Selanjutnya kapal yang dipersiapkan oleh Dishub dengan PT Pelindo IV yakni KM Alken Pelangi. Terkait dengan jadwal keberangkatan, KM Alken Pelangi tidak bisa dipastikan. “Sekitar tanggal 20 atau 21 kapal ini berangkat menuju Mamuju. Patokannya ialah ketika kapal itu datang , hanya diberi waktu maksimal 24 jam kapal tersebut harus berangkat. Ini merupakan kapal perintis dengan model kapal barang,” tukasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: