Nama Abdul Waris Husain akan selalu lekat di hati masyarakat Kota Tepian. Selain dikenal sebagai Wali Kota Samarinda ke-VI, Waris Husain harum namanya karena pribadinya yang bersahaja dan dikenal dekat masyarakat kecil.
DIRHAN, Samarinda
PECAH tangis mendadak menggema di ruang Sakura, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie, Kamis (26/7) sekira pukul 23.25 Wita. Abdul Waris Husain, begitu nama lelaki itu kenal telah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa.
Pria yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Samarinda di tahun 1985-1995 itu, kembali kepangkuan sang pencipta setelah sempat mendapatkan perawatan medis dari rumah sakit plat merah tersebut selama beberapa waktu terakhir.
Kepulangan Waris Husain tidak hanya menjadi duka bagi istri dan keluarga, tetapi juga menjadi duka bagi masyarakat Kota Tepian. Bagaimana tidak, di mata masyarakat Samarinda, Waris Husain dikenal sebagai pemimpin yang bersahaja, santun, dan pejuang bagi rakyat kecil.
Di antara sumbangsih nyata pemikiran yang ia torehkan yakni ketika dia menyodorkan konsep pembangunan Pasar Rakyat Citra Niaga. Pria kelahiran 10 Juli 1944 silam itu mengenalkan konsep pembangunan kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta.
Berkat sumbangsih pria yang pernah mengenyam pendidikan di Unversitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada 1971 itu, Citra Niaga bersolek. Ketika itu, kegiatan perekonomian di pasar yang berlokasi di Samarinda itu berkembang pesat.
Alhasil, berkat sumbangsih pemikiran dan kebijakannya itu, Waris begitu sapaan akrabnya lalu diganjar dengan sebuah penghargaan yang cukup gemilang. Saat ini Waris menerima penghargaan penghargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AGAA).
Tak hanya itu, suami dari Nardhawati ini juga dikenal karena berjasa dalam program membersihkan sisi Sungai Mahakam. Terutama di bagian kota dari Jalan Gajah Mada hingga ke Jalan Slamet Riyadi yang merupakan daerah permukiman warga.
Kepulangan pria berdarah Mandar, Sulawesi Selatan ini dalam usianya yang ke-74 tahun ini, sekaligus menjadi kehilangan bagi para politisi di tanah Samarinda bahkan Kaltim. Selain dikenal sebagai seorang birokrat sejati, Waris juga merupakan seorang tokoh politik.
Semasa hidup, Waris pernah berkecimpung dan merintis karir politik bersama Partai Golkar. Waris bergabung di Partai Golkar pada 1971. Selama di partai berlambang Beringin itu, Waris pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Seperti Ketua Wanhat Partai Golkar dan anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Samarinda.
Di mata sang istri, Waris Husain dikenal sebagai suami dan bapak yang baik bagi kelima anaknya. Bagi Nardhawati, sikap almarhum yang penyayang dan santun akan selalu lekat di batinnya.
“Almarhum itu orangnya sangat perhatian dan penyayang, itulah yang paling saya ingat. Dia tidak mau pergi kalau tidak saya dampingi,” ucapnya dengan nada berat.
Sebelum berpulang kepangkuan sang pencipta, kata Nardhawati, sang suami mengingatkan kepada dirinya serta anak-anaknya untuk selalu menjaga silaturahmi. “Tidak ada pesan khusus, tapi kami selalu diingatkan selalu menjaga silaturahmi,” ujarnya.
Diakui, penyakit sang suami telah cukup lama. Dari 2017 lalu, sang suami telah beberapa kali keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. “Hemoglobin beliau rendah, kami sudah berobat sampai ke Makassar 4 bulan, sama sampai ke Malaysia. Beliau sakit dari September 2017, sempat sembuh di Desember namun drop lagi,” tuturnya.
Sementara bagi Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin, sebelum almarhum Waris Husain tutup usia, dirinya sempat mendapatkan banyak pesan dan masukan. Salah satunya yakni meminta Pemkot Samarinda menghidupkan kembali kawasan Citra Niaga.
“Beliau berpesan untuk membuat kawasan Citra Niaga menjadi kebanggaan warga Kota Tepian. Ini adalah amanah yang beliau sampaikan. Insyaallah akan kami pegang teguh. Seluruh pejabat dan pemangku kepentingan di Samarinda akan bekerjasama mewujudkan pesan-pesan beliau,” kata dia, saat ditemui awak media usai prosesi pelepasan jenazah di Balai Kota Samarinda Jalan Kesuma Bangsa, Jumat (27/7) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Sugeng menuturkan, bahwa almarhum adalah sosok pekerja keras. Merintis karir mulai dari nol, mulai dari kepala bagian, sekretaris daerah (Sekda) hingga menjadi wali kota. “Jadi sebagai warga Kota Samarinda tentu merasa kehilangan. Mengingat beliau adalah sosok yang menorehkan segudang prestasi,” ucapnya.
Sebagai wujud penghormatan untuk mengenang jasa-jasa almarhum, Pemkot Samarinda akan menyiapkan nama jalan bagi almarhum Abdul Waris Husain sebagaimana yang dilakukan bagi tokoh-tokoh masyarakat sebelumnya.
“Insyaallah kami akan pilih jalan atas nama beliau. Karena itu merupakan kebijakan pemerintah kota. Semua pejabat di lingkungan Pemkot Samarinda yang meninggal duluan akan diabadikan melalui nama jalan. Tidak menutup kemungkinan di kawasan Citra Niaga, semua akan kami diskusikan lagi nanti,” pungkasnya.
Plh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltim, Sabani menuturkan, Waris Husain merupakan putra terbaik yang dimiliki daerah. Berbagai prestasi yang diraih Waris Husain ketika berkiprah sebagai Wali Kota Samarinda, yaitu mempersembahkan Aga Khan Award, sebuah apresiasi atau pengakuan dunia atas prestasinya membangun pusat perdagangan rakyat di Citra Niaga Samarinda.
“Begitu juga ketika selesai menjabat wali kota dan berkiprah di legislatif. Almarhum menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap pembangunan daerah. Waris Husain menunjukkan integritas sebagai Anggota DPRD Kaltim,” kata Sabani.
Pelepasan almarhum Waris Husain kemarin ikut dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih Isran Noor dan Hadi Mulyadi, serta para kepala OPD di lingkungan Pemprov Kaltim maupun Pemkot Samarinda. Setelah prosesi pelepasan jenazah, almarhum disalatkan di Masjid Raya Darussalam Samarinda. Kemudian dimakamkan setelah Salat Jumat di Pemakaman Taman Makam Bahagia Taman Makam Pahlawan Samarinda. (*/dev/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post