Korban Dugaan Keracunan Bertambah Jadi 40 Siswa, Penyebabnya Masih Misterius

Ramli (LUKMAN MAULANA/BONTANG POST)

BONTANG – Jumlah siswa SMA Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) yang diduga mengalami keracunan bertambah. Bila sebelumnya dilaporkan sebanyak 17 siswa pada Kamis (9/2) kemarin, jumlah siswa yang diduga keracunan bertambah menjadi 40 orang. Penambahan jumlah ini terjadi setelah SMA YPK mengantarkan para siswa yang diduga keracunan dengan bus sekolah ke Rumah Sakit PKT.

“Jadi setelah bus sekolah mengantarkan para siswa secara bersamaan ke rumah sakit, siswa-siswa lainnya berdatangan diantarkan orangtuanya masing-masing. Jumlah keseluruhannya menjadi 40 anak. Kemungkinan tidak akan bertambah lagi,” kata Ramli, Kepala Bagian Sub Intendent Hubungan Eksternal PKT saat ditemui di ruangannya, Jumat (10/2).

Namun begitu, setelah mendapat penanganan dari pihak rumah sakit, satu per satu siswa yang kondisinya membaik sudah diperbolehkan pulang. Hingga berita ini ditulis, tercatat ada sekitar 10 siswa yang masih dalam penanganan pihak rumah sakit. Gejala yang dialami para siswa memililki kesamaan, di antaranya mengalami mual, mulas, dan pusing. Ada juga yang mengalami nyeri di ulu hati.

Dijelaskan Ramli, meski sudah mendapatkan penanganan, hingga kini pihak rumah sakit belum menemukan indikasi penyebab gangguan kesehatan yang dialami para siswa. Selain gejala-gejala umum yang dirasakan siswa. Karena dalam pemeriksaan tidak diketahui pasti dugaan keracunan yang dialami para siswa.

“Sejauh ini pihak rumah sakit melakukan observasi dalam rangka mengembalikan kondisi kesehatan para siswa seperti sedia kala,” tambahnya.

Ramli menyebut, kasus dugaan keracunan ini baru pertama kali terjadi di SMA YPK. Hal ini membuat terkejut banyak pihak, mengingat selama ini kontrol terhadap kesehatan di sekolah terbilang baik. Walaupun gangguan kesehatan ini diduga karena para siswa mengonsumsi makanan dan minuman di kantin sekolah, namun belum ada bukti pasti terkait dugaan tersebut.

“Karena rentang waktu kejadiannya berbeda-beda, belum bisa kami pastikan kalau penyebabnya dikarenakan makanan atau minuman di kantin. Walaupun di sekolah hanya ada kantin dan tidak ada pedagang dari luar,” jelas Ramli.

Apalagi dari keterangan yang didapatkan dari para siswa, jenis makanan yang dikonsumsi berbeda satu sama lain. Kondisi gangguan kesehatan yang tidak terjadi secara bersamaan, serta adanya siswa yang tidak makan di kantin, menunjukkan bahwa ada kemungkinan faktor-faktor lain yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Di antaranya yaitu perubahan cuaca dan juga kondisi tubuh siswa yang rentan terhadap penyakit.

Pun begitu, bila memang gangguan kesehatan tersebut dikarenakan makanan atau minuman di kantin, maka jumlah korban semestinya lebih banyak lagi. Ini mengingat kantin sekolah menjadi satu-satunya tempat penjualan makanan dan minuman di SMA YPK.

“Jadi belum bisa dipastikan karena makanan atau minuman yang ada di kantin. Bisa saja karena kondisi tubuh yang kelelahan sehingga rentan terkena penyakit. Karena pada usia-usia siswa memang penuh dengan aktivitas yang membutuhkan asupan gizi yang cukup. Apalagi saat ini perubahan cuaca yang tidak menentu turut mempengaruhi,” ungkapnya.

Meski begitu, masalah kebersihan lingkungan sekolah termasuk makanan dan minuman yang disajikan di kantin menjadi perhatian PKT dalam menyikapi kasus dugaan keracunan ini. Dalam rapat evaluasi yang diikuti YPK, RS PKT, komite sekolah, serta tim gizi kemarin, menyepakati akan dilakukan pembenahan dalam kebersihan lingkungan sekolah. Salah satunya kontrol yang lebih intensif dalam hal kebersihan makanan dan minuman yang dijual di kantin.

Untuk pengujian sampel makanan dan minuman pada saat kejadian sendiri menurut Ramli sudah tidak mungkin sempat dilakukan. Karena waktunya sudah lebih dari dua hari. Akan tetapi, tim berencana melakukan uji sampel makanan dengan sasaran hulu produksi makanan dan minuman, dalam hal ini dari dapur masing-masing pedagang. Karena sebenarnya selama ini sudah ada pemeriksaan rutin dari puskesmas untuk memastikan kualitas makanan dan minuman di kantin sekolah.

“Kasus ini menjadi pelajaran bagi kami untuk lebih mengintensifkan pemeriksaan kebersihan lingkungan di sekolah. Kami akan melakukan pemeriksaan kebersihan proses produksi di dapur-dapur rumah masing-masing pedagang. Karena walaupun makanan dan minumannya dijual di kantin, bisa saja saat produksi di rumah masing-masing ada proses yang tidak higienis yang berpengaruh pada kualitas makanan dan minuman yang dijual,” tandas Ramli. (luk)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version
https://www.bethhavenbaptistchurch.com/ anakslot https://torontocivics.com/ http://sultansawerlogin.com slot gacor arya88 slot gacor slot raffi ahmad slot raffi ahmad 77 https://attanwirmetro.or.id/ https://attanwirmetro.or.id/dolph/asd/ https://idtrack.co.id/ https://autoglass.co.id/ slot raffi ahmad 77 https://dabindonesia.co.id/ slot gacor https://tesiskita.com/ slot raffi ahmad https://bontangpost.id/ slot raffi ahmad 77 Anakslot https://karyakreatif.co.id/ slot raffi ahmad 88 Anakslot arya88 kicautoto kicautoto slot thailand https://www.ajlagourmet.com/ kicautoto situs raffi ahmad gacor slot raffi ahmad 88 situs scatter hitam situs scatter hitam slot toto Link Gacor Hari Ini Slot Bca Situs deposit 25 ribu https://cdn.sena.co.th/ toto 4d https://www.ajlagourmet.com/-/ daftar slot gacor